Pemulangan WNI Eks ISIS

BNPT Ungkap Hal Positif Pemulangan WNI Eks ISIS, Mantan Teroris: Masih Gambling Berhasil atau Tidak

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Teroris Sofyan Tsauri dalam cara Dua Arah, Senin (10/2/2020)

TRIBUNWOW.COM - Di tengah ramainya penolakan berbagai pihak terhadap wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota teroris ISIS, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan kepulangan mereka juga memiliki dampak positif.

Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris mengatakan kepulangan WNI eks ISIS dapat membuat calon-calon teroris baru di Indonesia bertaubat.

Seorang mantan teroris, Sofyan Tsauri jusrru menanggapi sebaliknya, ia menyebut rencana BNPT menjadikan WNI eks ISIS sebagai obat penekan bibit terorisme di Indonesia masih termasuk pertaruhan.

Polemik Kepulangan WNI eks ISIS, Mahfud MD Siapkan Langkah Alternatif untuk Dilaporkan ke Jokowi

Dilansir TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube kompastv, Senin (10/2/2020), mulanya Irfan menjelaskan pemerintah tidak bisa serta merta menolak, untuk mengurus WNI eks ISIS yang kini terlantar di kamp pengungsian dan penjara di Timur Tengah.

"Mereka mau kembali ke Ibu Pertiwi, tetapi harus kita hati-hati juga, tidak semudah itu, tidak semudah itu juga kita mengatakan wah mereka bukan WNI atau ndak usah kembali ke sini," kata Irfan.

Irfan tidak memungkiri bahwa wacana pemulangan WNI eks ISIS banyak mendapat penolakan dari berbagai pihak.

"Jadi memang berpolemik," kata Irfan.

"Banyak pakar,banyak tokoh, banyak masyarakat mengatakan ngapain diurusin itu, masih terlalu banyak orang, biaya negara kok diarahkan ke sana."

Di luar penolakan terhadap WNI eks ISIS, Irfan mengatakan bekas anggota teroris tersebut memilki dampak positif tersendiri apabila dipulangkan ke Indonesia.

"Di sini lah tanggung jawab kita melihat plus-minus," jelas Irfan.

Dampak positif tersebut di antaranya adalah menjadikan WNI eks ISIS untuk meminimalisir timbulnya teroris-teroris baru di Indonesia.

"Yang pasti, yang menginginkan dia pulang plusnya lebih banyak, plusnya mereka kembali kepada keluarga."

"Mereka bisa menjadi vaksin bagi ISIS-ISIS buatan, bahwasanya mereka itu adalah ISIS-ISIS yang gagal, tetapi ISIS-ISIS buatan yang ada di Indonesia yang sangat militan dia bisa kapok," papar Irfan.

Komut BUMN Refly Harun Tertawa Lihat Ngabalin Ngotot Tolak WNI Eks ISIS: Tidak Usah Ada Presiden

Mantan Teroris: Ini Taruhan

Menanggapi pernyataan dari pihak BNPT, mantan teroris Sofyan Tsauri mengatakan dampak positif yang diharapkan dari WNI eks ISIS merupakan sebuah pertaruhan, karena tidak dapat dijamin.

Ia mencontohkan adanya sepasang suami istri mantan teroris yang dideportasi dari Turki kembali ke Indonesia.

Setelah selesai menjalani masa rehabilitasi, pasangan suami istri tersebut, ternyata kembali melakukan aksi terorisme.

"Ini masih gambling (pertaruhan) berhasil atau tidak, tapi yang jelas beberapa kali sejak 2017 ketika ada deportan dari Turki Indonesia, kemudian ada yang namanya Ulfa dan Rullie itu justru mereka dianggap kooperatif waktu itu," kata Sofyan.

Sofyan juga mencontohkan ada kasus lain yang serupa.

"Kemudian pada tiga tahun lalu di Mapolda Sumatera Utara mereka juga melakukan penggorokan polisi di markas Polda Sumatera Utara, itu juga merupakan Deportan tahun 2015," tambahnya.

Namun Sofyan mengatakan dirinya memang setuju dengan pernyataan dari pihak BNPT, bahwa WNI eks ISIS berkemungkinan menjadi vaksin di Indonesia.

Hal tersebut lantaran teroris dan calon teroris di Indonesia lebih agresif dan militan dibandingkan mantan teroris yang telah kembali dari Suriah.

"Permasalahannya kebanyakan kalau kita identifikasi lagi yang masih militan itu orang yang belum pernah masuk ke Suriah," kata Sofyan.

Sofyan mengatakan mantan teroris yang pernah berada di Suriah, berkemungkinan benar-benar merasakan pahitnya tertipu propaganda ISIS.

Sehingga bisa menjadikan pengalaman mereka sebagai pembelajaran untuk menekan bibit ekstremis di Indonesia.

"Kebanyakan yang dijadikan sebagai propaganda bagi BNPT, untuk menghadapi adalah orang yang sudah masuk ke dalam dan mereka merasakan, bahwa mereka telah tertipu sebetulnya akibat propaganda-propaganda ISIS yang akhirnya bisa baik," ujar Sofyan.

Komut BUMN Refly Harun Ibaratkan WNI Eks ISIS Layaknya Anak Tersesat: Kita Jemput, Cari Dia di Mana

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-11.00:

Korban Teroris: Mengapa Negara Memikirkan Pengkhianat

Korban dari serangan-serangan terorisme angkat bicara soal wacana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) bekas anggota teroris ISIS yang kini sedang ramai dibicarakan.

Pendamping korban Bom Samarinda Birgaldo Sinaga mengatakan para korban sangat tidak setuju apabila WNI bekas anggota teroris tersebut dipulangkan kembali ke tanah air.

Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Kompastv, Sabtu (8/2/2020), Birgaldo menyebut wacana pemulangan WNI eks ISIS sangat melukai perasaan para keluarga korban terorisme.

"Sangat melukai perasaan keluarga korban terorisme, itu yang ada di benak saya," kata Birgaldo.

Suasana kamp pengungsian bekas anggota ISIS al-Hol, Desember 2019 (Delil Souleiman/AFP)

• Sutiyoso Sebut Biarkan Eks ISIS Pulang, Ceritakan Kekesalannya saat Bom Thamrin: Sebenarnya Dongkol

Menurutnya pemerintah tidak seharusnya memikirkan nasib para WNI eks ISIS.

"Saya kira pemerintah memikirkan mereka untuk dipikirkan saja sebuah kekeliruan, sebuah kesalahan," terangnya.

"Bagaimana bisa pemerintah begitu mudah melemparkan isu ini, membuat gaduh, melukai perasaan dari pada korban, Ayah, Ibu, saudara, anak yang kehilangan anggota keluarganya, yang sampai saat ini berjuang untuk pulih."

"Saya kira pemerintah sangat keliru dalam hal ini," lanjut Birgaldo.

Birgaldo menyebut tidak bisa kembali lagi ke Indonesia adalah risiko yang harus ditanggung oleh mereka yang memutuskan untuk bergabung dengan ISIS.

"Ada hak dan tanggung jawab pada konsekuensi terhadap anak bangsa secara adil, bahwa setiap tindakan itu membuat konsekuensi," katanya.

"Mereka pergi ke Baghdad, ke Suriah tentu kan ingin bergabung dengan ISIS, Islamic State Irak and Suriah atau negara Islam Iraq dan Suriah."

"Itu negara, sehingga mereka memiliki mimpi ingin menjadi bagian dari khalifah Abu Bakar Al Baghdadi."

"Mereka membakar paspor," lanjutnya.

Kemudian Birgaldo menceritakan soal alumni ISIS yang pernah kembali ke Indonesia dan tetap menjadi teroris.

Ia mencontohkan kasus pengeboman yang dilakukan oleh satu keluarga, yang menjadi pelaku serangan bom bunuh diri di tiga gereja yang berada di Surabaya pada 12 Mei 2019.

Birgaldo mengatakan akan sangat berbahaya menerima kembali WNI eks ISIS, yang telah dibekali oleh keahlian militer saat berada di sana.

Dirinya tidak meyakini bahwa mereka akan bertaubat dan kembali ke jalan yang benar.

Ketimbang memikirkan bekas teroris, Birgaldo justru meminta agar pemerintah lebih berfokus terhadap korban-korban serangan terorisme yang lebih membutuhkan perhatian.

"Mengapa negara memikirkan para pengkhianat-pengkhianat bangsa yang berjuang di ISIS sana, mengapa bukan para korban yang saat ini sangat menyedihkan," terangnya.

"Saya kira negara ini sangat keliru melihat dari sisi kemanusiaan," lanjut Birgaldo.

• Kekhawatiran Mantan Teroris Sofyan Tsauri soal Pemulangan WNI Eks ISIS: Pura-pura Menyesal

Lihat videonya di bawah ini mulai menit ke-5.45:

(TribunWow.com/Anung Malik)