Haikal Hassan mulanya mengutip pernyataan Tenaga Ahli Kantor Staff Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin yang kala itu juga hadir dalam acara tersebut.
Haikal Hassan terang-terangan mengaku tak setuju dengan pernyataan Ngabalin.
"Jadi kalau Pak Ali Mochtar Ngabalin tadi (bilang) '(Jokowi) presiden yang luar biasa', menurut Pak Ali Ngabalin 'Kalau tidak memujinya (Jokowi) ini ada masalah'," ucap Haikal.
"Dan di luar negeri dipuji-puji tapi di dalam enggak, berarti ini ada masalah," kata Haikal menambahkan.
Haikal mengakui dirinya tak akan pernah memuji Jokowi.
"Pak Ali Mochtar Ngabalin, saya tidak akan pernah bisa memuji Pak Jokowi," ucap Haikal.
Ia lantas menyinggung tentang janji Jokowi saat Pilpres 2019 lalu.
"Karena beliau janjinya pada waktu kampanye 7 persen tapi kenyataan 5 persen pertumbuhan ekonomi, yang mau dipuji yang di mana?," ucap Haikal.
"Jadi mohon maaf kita tidak akan pernah bisa memuji keterbelakangan soal itu," sambungnya.
Haikal lantas menyebut nama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD.
Dalam acara itu, Mahfud MD menyebut radikalisme di Indonesia harus segera diberantas.
"Dan izinkan saya menyampaikan apa yang disampaikan Pak Mahfud, harus kembali sebentar Pak Karni, dan kita setuju banget dengan apa yang disampaikan Pak Mahfud hari ini," ucapnya.
"Tapi kalau lihat rekam jejak ke belakang enggak begitu, tapi kita lupakan yang belakang, kita maju yang ke depan, setuju dengan apa yang disampaikan Pak Mahfud kita sikat (radikalisme)."
Selain radikalisme, Haikal juga menyebut masalah perekonomian yang harus segera diselesaikan.
"Kita berantas yang mengatakan takfiri (menyebut orang lain kafir) dan sebagainya, tapi jangan lupa jangan fokus di situ gitu loh, fokus lah pada ekonomi," kata Haikal.