Demo Tolak RKUHP dan RUU KPK

Karni Ilyas Ungkapkan Belasungkawa di ILC, Praktisi Hukum: Tak Cukup, Bawa ke Pengadilan

Penulis: Laila N
Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Praktisi Hukum Johnson Panjaitan di ILC, Selasa (1/10/2019)

"Iya kan? Yang diskusi siapa, yang memaksa siapa, nanti yang berunding juga siapa," lanjut Johnson Panjaitan.

"Yang mati yang tetap mahasiswa," ucapnya disambut tepukan tangan dari hadirin di ILC.

Ia pun menyinggung belasungkawa yang diucapkan Karni Ilyas.

Di mana Karni Ilyas berbelasungkawa atas kejadian di Wamena dan rusuh di sejumlah wilayah.

"Karena itu saya kira belasungkawanya Pak Karni tidak cukup, kita harus menekan, dan membawa ke pengadilan, siapa yang membunuh mahasiswa itu," kata Johnson Panjaitan sembari menunjuk-nunjuk.

"Saya ulangi lagi, apa yang dikatakan oleh Kapolda, 'Mahasiswa itu mati dadanya tertembus peluru tajam'."

"Jadi ini pembunuhan, ini pembunuhan, walaupun institusinya mengatakan tidak ada peluru karet, tidak ada peluru tajam," ungkapnya.

Johnson Panjaitan lantas menanyakan siapa dalang di balik aksi itu.

• Demi Uang Rp 40 Ribu, Sekuriti Nekat Nyamar Jadi Siswa SMA dan Ikut Demo di DPR RI, Ini Pengakuannya

"Siapa yang menciptakan keadaan-keadaan seperti ini?," tanya Johnson Panjaitan.

"Jadi kita tidak bisa lagi hanya pada belasungkawa."

"Kita harus membuktikan sekarang ini, entah polisi atau siapapun yang membunuh mahasiswa itu harus dibawa ke pengadilan."

"Dan polisi harus bisa mengusut, harus bisa mengusut," ungkapnya mengawali bahasan tema acara.

Gubernur Sultra Ali Mazi dan Ketua DPRD Sultra Abdurrahman Saleh berdoa untuk kesembuhan Mahasiswa UHO Kendari, Yusuf Kardawi yang dirawat pasca kerusuhan pasca-demonstrasi di gedung setempat. (Kompas.com/KIKI ANDI PATI)

Diketahui, dalam aksi rusuh di Wamena, 33 orang tewas dan ratusan lainnya mengungsi.

Sementara dalam aksi mahasiswa, ada dua orang yang menjadi korban dan meninggal dunia.

Yusuf Kardawi (19), mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sulteng) dinyatakan meninggal dunia setelah dirawat  intensif di Rumah Sakit (RS) Bahertamas, Jumat (27/9/2019).

Halaman
1234