Terkini Daerah

Tak Hanya soal Ikut Campur, Hal Ini yang Menjadi Awal Wahyu Jayadi Emosi hingga Bunuh Karyawati UNM

Penulis: Nila Irdayatun Naziha
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wahyu Jayadi dengan Siti Zulaeha Djafar.

Saat itu Wahyu Jayadi diketahui sedang mencari gunting kuku.

"Pagi-pagi sempat ia (Wahyu) cari gunting kuku," ujar salah satu karyawan UNM yang enggan disebut namanya, Selasa (26/3/2019).

"Tapi karena tidak ada, yang bersangkutan langsung mencari diluar. Katanya mau beli di kios, tidak tahu gunting kuku itu untuk apa," jelasnya menambahkan.

Viral Video Pengakuan Wahyu Jayadi yang Bunuh Karyawati UNM: Rasa Memiliki Siti terhadap Saya Tinggi

Tersangka kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar, Wahyu Jayadi tampak mengenakan seragam warna orange berjalan sambil menundukkan wajahnya saat akan menjalani pemeriksaan kejiwaan di RS Bhayangkara, Jalan Bhayangkara, Makassar, Sulsel, Selasa (26/3/2019). Siti Zulaeha Djafar dibunuh Wahyu Jayadi, Kamis (21/3/2019) dan mayatnya baru ditemukan, Jumat (22/3/2019). Dari hasil pemeriksaan kejiwaan ini, akan diketahui kondisi kejiwaan Wahyu Jayadi saat membunuh Siti Zulaeha Djafar. (TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN)

Hubungan Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha

Dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Lintas Terkini, Sabtu (23/3/2019), melalui video tersebut, Wahyu Jayadi menjelaskan bahwa korban memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap Wahyu Jayadi.

Padahal menurut Wahyu, dirinya dan korban tidak terlibat hubungan asmara atau memiliki rasa saling suka.

Diakui oleh Wahyu, dirinya merasa terganggu dengan sikap korban yang terlalu mencampuri urusan pribadinya.

Sikap ikut campur yang ditunjukkan oleh korban, diduga oleh pelaku lantaran Siti Zulaeha memiliki rasa memiliki yang tinggi terhadap korban.

"Ya rasa memilikinya tinggi menurut saya, karena selalu mencampuri urusan-urusan pribadi saya, saya pikir (korban) bukan apa-apanya saya dan juga bukan siapa-siapa gitu," jelas Wahyu Jayadi Sabtu (23/3/2019).

Ditanya seberapa sering korban mencampuri urusan pribadi pelaku, Wahyu Jayadi mengatakan hal tersebut dilakukan korban berkali-kali.

"Iya (sering), itu yang saya maksud, rasa memiliki itu yang kadang menyangkut masalah begitu, bukan dia yang harus mengurusi (ikut campur) sebenarnya," lanjut Wahyu Jayadi.

"Saya jadi bingung sendiri," tambahnya.

Bukan karena Asmara, Ini Motif Wahyu Jayadi Bunuh Karyawati UNM dan Tinggalkan Mayatnya Dalam Mobil

Dijelaskan oleh Wahyu Jayadi, kedekatan yang dirasakan oleh korban dengannya, bermula saat almarhumah ibu korban memberikan pesan pada Wahyu untuk selalu menjaga korban.

"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga," kata Wahyu Jayadi.

"Saya ingat pesannya almarhumah mamanya (korban), 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu' (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," jelas Wahyu Jayadi.

Halaman
1234