Penyebaran abu halus mencapai jarak lebih kurang 20 kilometer terutama ke arah tenggara sesuai dengan arah angin mengakibatkan lebih kurang 1.000 hektar perkebunan rusak, kegiatan ini masih berlangsung sampai pada bulan Mei.
Setelah beristirahat lebih kurang 3,5 bulan, pada tanggal 9 September, G. Bromo kembali menunjukkan peningkatan kegiatan berupa hembusan asap disertai abu setinggi lebih kurang 70 meter.
Kegiatan hembusan ini makin meningkat dan mencapai puncaknya pada tanggal 25 September dengan ketinggian asap mencapai 700 meter di atas puncak.
Gempa hembusan terjadi terus menerus dan diselingi oleh gempa letusan dengan amplitudo maksimum mencapai 51 mm.
Kegiatan ini berangsur-angsur menurun dan berakhir pada bulan Desember.
• Kronologi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang Meninggal Dunia saat Mendaki Gunung Dempo
5.Tahun 2000:
29 November terjadi erupsi abu berlangsung menerus hingga bulan Januari 2001.
Ketinggian abu mencapai 800 meter dari K. Bromo mengarah ke utara.
6.Tahun 2004:
Letusan terjadi tanggal 8 juni 2004 pukul 15.26 WIB, dimana terjadi letusan freatik secara tiba-tiba tanpa diawali kemunculan gempa vulkanik A dengan jumlah yang signifikan.
Material letusan berupa lontaran abu dan batu dengan ketinggian tiang letusan mencapai 3000 m dari bibir kawah.
Lontaran batu berjatuhan disekitar bibir kawah dengan radius kurang dair 300 m.
Letusan berlangsung singkat selama 20 menit.
Pukul 16.05 WIB secara visual tanpak asap putih kelabu tekanan lemah.
Dengan ketinggian kolom asap berkisar antara 10 hingga 25 m dari bibir kawah.