Kabar Tokoh

Tanggapi Pernyataan Sekjen Gerindra, SBY: Daripada Menyalahkan Pihak Lain, Lebih Baik Mawas Diri

Penulis: Vintoko
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) bersama dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018). Partai Demokrat resmi berkoalisi dengan Partai Gerindra dalam Pilpres 2019.

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara soal pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani.

Hal itu disampaikan SBY melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono, Kamis (15/11/2018).

Awalnya, SBY mengaku tidak harus menanggapi pernyataan dari Sekjen Gerindra itu, namun karena nada yang tak baik dan terus digoreng, dirinya terpaksa memberikan tanggapan.

Tepis Anggapan Setengah Hati, Wasekjen Demokrat Tegaskan Kesetiaan Partainya pada Prabowo-Sandiaga

SBY mengatakan, tak seharusnya Sekjen Gerindra menuding dan menyalahkan pihak lain, pasalnya akan merugikan.

"Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng terpaksa saya respons," tulis SBY.

"Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yg "sembrono", justru merugikan," sambung SBY.

Lebih lanjut, SBY mengatakan jika dirinya selama dua kali menjadi calon presiden, tidak pernah menyalahkan dan memaksa ketua umum partai koalisi untuk mengkampanyekan dirinya.

Dikatakannya, dalam kontestasi pilpres yang paling menentukan adalah calon presidennya.

Menurutnya, capres harus memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat.

Wasekjen Demokrat: Saya Melihat Potensi SBY dan AHY Tidak Digunakan Prabowo-Sandiaga

"Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung utk kampanyekan saya.

Dlm pilpres yang paling menentukan "Capres-nya". Capres adalah "super star". Capres mesti miliki narasi & gaya kampanye yang tepat.

Saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan & program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan," tulis SBY.

SBY menuturkan jika jabaran visi-misi tidak muncul, maka masyarakat dan partai pendukung juga akan bingung, sehingga semuanya seharusnya introspeksi diri.

SBY meminta agar para kader Partai Demokrat tidak perlu gusar dan kecil hati.

"Kalau "jabaran visi-misi" itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi.

Halaman
12