Lalu pria ketiga, Petronilo Castelan atau "El Paisa" menggunakan pengeras suara untuk meminta penduduk menyumbangkan uang guna membeli minyak tanah.
Minyak tanah itu digunakan agar dapat membakar kedua pria itu lalu dia mendatangi kerumunan orang untuk mengumpulkannya.
Saksi mata sekaligus pemilik toko, Maura Cordero menyaksikan kejadian itu dengan ketakutan karena dia mendengar para kerumunan orang itu akan membakar hidup-hidup kedua pria itu.
Detik-detik Pembakaran
Tidak lama kemudian, kumpulan orang itu menjadi gerombolan dengan satu tujuan.
Pintu sempit pos polisi dibuka dengan paksa dan Ricardo dan Alberto Flores diseret keluar.
Sementara orang mengangkat tinggi-tingi telepon mereka untuk merekam, kedua pria itu didorong ke lantai di bawah dan dipukuli.
Minyak tanah yang dibawa sebelumnya kemudian disiramkan ke tubuh mereka.
Saksi mata meyakini Ricardo sudah meninggal karena dipukuli, tetapi pamannya, Alberto masih hidup ketika mereka membakar keduanya.
Rekaman video memperlihatkan anggota tubuhnya bergerak perlahan saat api melalap mereka.
Jenazah gosong dibiarkan di tanah selama dua jam setelah dibakar, sementara jaksa dari Puebla City dalam perjalanan ke Acatlan.
Petra Elia Garcia, nenek Ricardo dipanggil ke tempat kejadian untuk mengidentifikasi dan dia mengatakan air mata masih terlihat di pipi Alberto saat dia tiba.
"Lihat apa yang Anda lakukan kepada mereka!" teriaknya kepada sisa kerumunan orang yang sudah mulai membubarkan diri.
Menurut pemerintah, lima orang itu sekarang didakwa memicu terjadinya kejahatan dan empat orang lain didakwa melakukan pembunuhan.
Martinez, yang menyiarkan secara langsung adegan kekerasan tersebut.