"Lagi hangat kemudian diminum. Tidak sempat masuk ke botol dulu," jelasnya, Jakarta, Kamis (8/11).
Tidak hanya pembalut, campuran lain juga dimasukkan ke dalam air rebusan.
"Mereka satu komunitas. Kalau sudah kumpul, ya suka eksperimen macam-macam. Bisa dicampur dari obat warung, bisa dicampur lain. Takarannya, suka-suka mereka," urainya.
Anak remaja itu, berdasarkan penuturan Sitti, ikut mengonsumsi air rebusan pembalut karena terbawa teman-temannya.
Teman-temannya ini bukan teman sekolah namun dari satu lingkungan rumah dan berada di daerah "slum".
"Mereka satu lingkungan rumah ya. Soalnya bukan komunitas satu sekolahan," ujar dia.
(TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)