BACA JUGA:
• Ekonom: Melemahnya Mata Uang Rupiah saat Ini Berbeda dengan Kondisi Tahun 1998
Ketergantungan pada pendanaan asing
Sementara itu, di pasar negara-negara berkembang terjadi penurunan investor asing, turunnya aliran dana, dan penurunan nilai mata uang mereka.
Pemicu anjloknya mata uang di Argentina, Turki, Afrika Selatan dan Indonesia memang semuanya berbeda, tetapi ada satu kesamaan.
Negara-negara itu tergantung pada pendanaan asing untuk sektor perdagangan dan defisitnya anggaran pemerintah.
Argentina telah terpuruk pada awal tahun akibat kekeringan terburuk dalam 50 tahun.
Kekeringan ini menurunkan produksi jagung dan kedelai, keduanya merupakan tanaman ekspor penting di negara tersebut.
Kebijakan liberalisasi yang diberlakukan di negara tersebut selama beberapa tahun terakhir,sudah cukup untuk membuat negara menjadi krisis.
IMF pun campur tangan dan pada bulan Juni menjanjikan pinjaman $ 50 miliar untuk negara itu.
Kemudian, pada bulan September, ekonomi Turki dihantam ketika terjadinya konflik politik dengan AS akibat penahanan seorang pendeta Amerika.
Konflik tersebut memicu diberlakukannya tarif atas barang-barang Turki, dan sanksi terhadap beberapa pemimpin Turki.
Hal itu menjadi pemicu hengkangnya investor asing dari Turki.
• Roy Suryo Dituding Bawa 3.226 Aset Negara, Andi Arief: Barang Rumah Konglomerat Aja Tak Sebanyak Itu
Indonesia kena dampak paling parah
Sementara di negara ASEAN, Indonesia yang paling mengalami defisit neraca transaksi berjalan yang cukup besar (mencapai $ 2 miliar pada bulan Juli, tertinggi dalam lima tahun).
Selain itu Indonesia memiliki utang luar negeri tertinggi di Asia, yakni sebesar 35% dari produk domestik bruto (PDB).