Twitwar Antara Generasi Muda Partai Gerindra vs PSI soal Pidato Prabowo Indonesia Bubar 2030

Penulis: Dian Naren
Editor: Dian Naren
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

So, izinkan kami menjadi #GenerasiOptimis akan masa depan kami. Masa depan Indonesia.

Dengan optimisme, kerja keras, doa dan istiqomah melawan korupsi dan intoleransi InsyaAllah kita mejadi bangsa besar.

#GenerasiOptimis berjalan menuju Baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur: negeri yang maju dan penuh berkah Tuhan YME

Tidak alasan unk tdk bergabung di barisan #GenerasiOptimis

Sekian. Salam Solidaritas. Salam #GenerasiOptimis" ujarnya.

BACA  Heboh Ucapan Prabowo soal Indonesia Bubar di Tahun 2030, Begini Penerawangan Mbah Mijan

Tak tinggal diam melihat cuitan dari Sekjen PSI tersebut, akun yang mengaku dirinya sebagai Generasi Muda Partai Gerindra melakukan pembelaan dengan akun @TidarJKTSelatan.

"Berbicara tentang genarasi muda dan optimisme, kami generasi muda Partai @Gerindra akan sedikit memberikan pencerahan untuk kalian @psi_id perihal ‘warning’ yang disampaikan Pak @prabowo.

Menyatakan bahwa Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor 5 di dunia pada tahun 2030. Asusmsi yang dipakai adalah pendapatan per kapita Indonesia mencapai US$ 18.000, inflasi 4.2%, PDB 5.1 triliun dollar, pertumbuhan ekonomi 6-7% per tahun.

Luar biasa, ini merupakan optimisme yang sangat berani dan percaya diri. Bagaimana tidak? Jika kita melihat kondisi kekinian bangsa Indonesia, maka optimisme itu bagaikan mimpi yang sangat mewah.

Kondisi Indonesia saat ini tidaklah mendukung optimisme Indonesia 2030 itu. Pendapatan per kapita kita saat ini hanya US$ 1.600, pertumbuhan ekonomi dalam sepuluh tahun tekhir tak pernah lebih dari 6%, dan beberapa tahun terakhir berada di bawah rata-rata dunia.

Cuma orang bodoh yang menyalahkan sebuah ‘Warning!’. Kebenaran yang salah; Kesalahan yang dibenarkan; Kebenaran yang disalahkan; Kebenaran yang benar.

Product Domestic Bruto hanya sebesar Rp 3.3 triliun, pengangguran, inflasi tinggi, korupsi di setiap level birokrasi, inkonsistensi penegakan hukum, dan otonomi daerah yang salah kaprah, semuanya menjadikan Indonesia sebagai tempat bisnis yang high cost economy.

BACA  Muhammadiyah Tetapkan Awal Ramadan 2018, Bagaimana dengan Menag Lukman Hakim?

Inflasi masih terus menjadi perennial dilemma bagi ekonomi Indonesia. Fluktuasi harga minyak dunia merupakan ancaman utama bagi inflasi. Data historis menunjukkan kenaikan harga BBM di dalam negeri akan berdampak peningkatan inflasi 1-2%.

Halaman
1234