Selama menjalin hubungan selama enam tahun, Jiwa sempat mengajak korban untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.
Namun ajakan itu ditolak oleh korban dengan alasan ingin menyelesaikan kuliahnya terlebih dahulu.
Malangnya lagi, sepasang kekasih ini juga sudah menyusun rencana indah mereka ketika wisuda nanti.
"Saya sering dengan nada bercanda ngajak dia nikah. Tapi ditolak. Katanya tunggu selesai kuliah dulu. Tunggu kalau sudah mapan. Saya disuruh belajar bawa mobil. Kami juga sudah mengumpulkan uang buat beli mobil. Jadi nanti kalau dia wisuda, biar saya bawa mobil dari Singaraja, bawa keluarganya bersama-sama ke kampusnya lihat dia wisuda, foto bareng," terang Jiwa sembari mengusapkan air matanya.
Kini dia hanya bisa mengenang dan menyimpan sisa-sisa percakapan terkahirnya di BBM bersama dengan almarhum.
Saat upacara Metuunang digelar, tangisan keluarga seketika pecah ketika roh Komang Darmiasih hadir dalam diri seorang Balian yang memimpin upacara tersebut.
Di upacara itu, almarhum meminta agar pihak keluarga mengikhlaskan kepergiannya.
Nyoman Tirta, paman korban menjelaskan, keponakannya itu rencananya akan diupacarai sesuai dengan ajaran Hindu pada Selasa (18/12/2017) di Setra Desa Dencarik, Buleleng.
"Orangtuanya sudah lama berpisah. Sehingga sejak masih kecil dia tinggal bersama saya. Sama sekali tidak ada firasat. Saat dia berangkat ke Denpasar, saya lagi kerja, tidak ada di rumah. Yah saya serahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak berwajib," dikutip dari Tribun Bali Selasa (19/12/2017).
BACA JUGA Sunan Kalijaga Ngamuk dan Tantang Taqy Malik hingga 4 Seleb Korea yang Nekat Bunuh Diri
Sementara itu, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Kasat Lantas Polres Buleleng, AKP Adi Sulistyo Utomo mengatakan, kecelakaan maut tersebut diduga terjadi lantaran bus bernomor polisi AB 7267 JN yang dikemudikan oleh Budi Mulyo (41) mengalami rem blong.
Ia pun menegaskan, saat kejadian sopir murni dalam kondisi fit alias tidak mengantuk dan tidak terpengaruh minuman beralkohol.
Kini, setelah mendapatkan perawatan di RSUD Buleleng, sang sopir yang diketahui berasal dari Yogyakarta itu telah diamakan di Mapolres Buleleng.
"Busnya juga sebenarnya masih layak jalan. Hanya saja sopir memang mengaku baru kali ini melintas di jalur Gitgit. Sehingga saat bekendara dia terus bermain dengan rem, hingga akhirnya membuat rem bus menjadi blong. Saat blong, sopir terpaksa banting stir ke kanan (ke arah tebing) sebab di sebelah kanan itu kan jurang. Nah nahasnya, disaat bersamaan melintas Scoopy yang ditunggangi korban. Penyebab pastinya masih kami dalami lagi," terangnya.
Sementara itu, Dirut RSUD Buleleng, Gede Wiartana menyebutkan, jumlah korban yang diterima dalam kecelakaan itu sebanyak 19 orang.
Dengan rincian, satu meninggal dunia (Komang Darmiasih), satu luka berat dan masih dirawat di Ruang Kamboja lantaran mengalami patah tulang pada bagian paha (Feri Evendi), serta 17 lainnya hanya mengalami luka ringan dan sudah kembali ke Semarang. (*)