Menurut JK, rekam jejak tersebut teramat penting sebagai antitesis dari Ketua Umum Golkar saat ini, Setya Novanto.
“Ya prinsip saya sederhana kalau mau Munaslub pilihlah tokoh Golkar yang memenuhi syarat-syarat,” kata JK.
Selain itu, dukungan juga datang dari Ketua Umum Kadin Rosan P Roeslani untuk Airlangga.
Digelar Hari Ini, Berikut Fakta Praperadilan Setya Novanto, Kehati-hatian KPK dan Jejak Hakim Kusno
Idrus Marham mendapat restu dari keluarga besar Partai Golkar
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Golkar, Idrus Marham percaya diri untuk maju sebagai ketua partai berlogo beringin itu setelah mendapat dukungan dari pimpinan Golkar di provinsi dan kabupaten/kota.
"Apapun kalau itu ya dikehendaki oleh seluruh keluarga besar Partai Golkar, utamanya para pimpinan tingkat provinsi dan kabupaten kota dan ada ridho Tuhan Yang Maha Kuasa maka tentu saya siap," kata Idrus dikutip dari Kompas.com, Rabu.
Langkahnya untuk maju sebagai Ketua Umum Golkar merupakan bagian dari komitmennya membesarkan partai dan panggilan ideologi serta perjuangannya.
Terlebih, kata dia, 16 bulan ke depan Golkar bakal menghadapi dua agenda politik besar, yakni pemilu presiden dan legislatif.
"Nah 16 bulan ini apa yang bisa kami lakukan kalau kami mulai dari awal. Yang namanya melanjutkan berarti seluruh program, seluruh kegiatan kepengurusan yang ada harus kami efektifkan sedemikian rupa untuk melakukan gerakan yang ada," kata Idrus.
Idrus juga telah menemui Jokowi untuk meminta restu atas pilihannya ikut perebutan posisi Ketua Umum Golkar.
Setya Novanto dalam praperadilan
Ketua Umum Golkar, Setya Novanto kini diketahui sedang melawan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (30/11/2017).
Sidang praperadilan ini merupakan sidang kali kedua bagi Setya Novanto dan KPK.
Di sidang sebelumnya, KPK telah kalah dalam sidang praperadilan pertama Setya Novanto, pada hari Jumat 29 September 2017.