Sinopsis BELIEVE soal Takdir, Mimpi, Keberanian: Drama Perjuangan Anak Prajurit dalam Kobaran Perang

TRIBUNWOW.COM - Film BELIEVE mengenai Takdir, Mimpi, Keberanian menjadi salah satu rilisan lokal paling ambisius di pertengahan 2025.

Tak hanya menyuguhkan adegan laga dan perang yang spektakuler, film ini juga membawa penonton menyelami konflik batin, pergulatan mimpi, serta semangat nasionalisme yang mengakar kuat dalam kisahnya.

Film ini disutradarai oleh Arwin Tri Wardhana dan Rahabi Mandra, yang juga menulis naskah ceritanya sendiri bersama Jocelyn Cordelia.

Baca juga: Sinopsis KPop Demon Hunters di Netflix: Ketika Dunia Girl Grup dan Pembasmi Iblis Bertabrakan

Sementara kursi produser diisi oleh Celerina Judisari, dengan Bahagia Tanpa Drama  sebagai rumah produksi. 

Kolaborasi ini berhasil menghadirkan film yang tidak hanya kuat secara naratif, tapi juga teknis, dengan kualitas produksi yang rapi dan sinematik.

Cerita berpusat pada karakter utama bernama Agus, diperankan oleh Ajil Ditto, anak seorang tentara yang hidup dalam bayang-bayang disiplin militer dan kerasnya medan konflik. 

Namun, alih-alih mengikuti jejak ayahnya sepenuhnya, Agus tumbuh sebagai sosok muda yang punya mimpi berbeda: ia ingin memilih jalannya sendiri, tanpa menghancurkan rumah tangganya bersama Evi, yang diperankan oleh Adinda Thomas, seperti keluarganya dulu.

Film ini tidak sekadar glorifikasi dunia militer, melainkan kisah kemanusiaan tentang perjuangan batin, pilihan hidup, dan keberanian melawan takdir yang dianggap sudah tertulis.

Baca juga: Sinopsis Fantastic Four: First Steps : Superhero Marvel Era 1960-an Siap Hadapi Galactus

Selain Ajil Ditto dan  Adinda Thomas, film ini juga dibintangi oleh Wafda Saifan, Marthino Lio, Maudy Koesnaedi, Tubagus Ali, dan Aditya Lakon.

Para pemeran mendalami karakter masing-masing melalui latihan fisik dan pemahaman psikologis mendalam, terutama karena sebagian besar karakter berada dalam tekanan mental akibat konflik dan latar militer yang keras.

Secara visual, film ini disajikan dengan kualitas sinematografi yang tinggi.

Suasana medan perang disusun secara autentik dan sinematik, dari ledakan, sorotan malam, hingga kesunyian di tengah kobaran api.

Semuanya ditata untuk menciptakan pengalaman visual dan emosional yang mendalam bagi penonton.

Tak heran jika BELIEVE disebut sebagai film perang terbesar Indonesia tahun ini.

Di balik narasi yang menegangkan, film ini menyisipkan nilai-nilai religius, semangat sejarah, dan nasionalisme yang tidak menggurui.