Sinopsis Gundam: The Witch from Mercury, Kisah Suletta di Tengah Kapitalisme Antariksa

TRIBUNWOW.COM - Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury bukan sekadar kisah peperangan robot raksasa.

Serial anime ini mengusung isu-isu berat seperti ketimpangan sosial, kapitalisme, serta identitas diri dalam balutan dunia futuristik.

Menjadi seri Gundam pertama di era Reiwa yang menghadirkan protagonis perempuan.

Anime ini adalah seri anime ke-15 dalam waralaba Gundam yang diproduksi oleh Sunrise.

Ditayangkan dari Oktober 2022 hingga Juli 2023, seri ini disutradarai oleh Hiroshi Kobayashi dan Ryō Andō, dengan naskah oleh Ichirō Ōkouchi.

Cerita berlatar di masa depan ketika korporasi besar membentuk zona ekonomi di luar angkasa dan mengembangkan senjata bernama "GUND-ARMS" atau Gundam, yang ditujukan untuk membantu manusia bertahan di lingkungan luar angkasa.

Baca juga: Sinopsis Detektif Conan: One-Eyed Flashback, Misteri PSB dan Tragedi Lama di Pegunungan Yatsugatake

Plot Cerita : Kisah Penuh Konflik di Langit Antariksa

Pada tahun Ad Stella 101, para peneliti di Vanadis Institute menciptakan "GUND", sebuah antarmuka otak-komputer canggih yang memungkinkan sistem saraf manusia mengendalikan organ dan anggota tubuh buatan.

Tujuan awal pengembangan teknologi ini adalah untuk membantu manusia bertahan hidup di lingkungan luar angkasa yang ekstrem.

Namun setelah mendapat pendanaan dari produsen mobile suit Ochs Earth, teknologi tersebut dikembangkan menjadi "Format GUND" dan mulai digunakan untuk keperluan militer.

Hasilnya, terciptalah "GUND-ARMS", mobile suit yang memanfaatkan Format GUND untuk meningkatkan performa pilotnya.

Sayangnya, penggunaan teknologi ini secara intensif justru menyebabkan kerusakan permanen pada tubuh pilot, bahkan kematian.

Sebagai respons atas risiko tersebut, Dewan Pengembangan Mobile Suit yang terdiri dari perusahaan-perusahaan pengembang teknologi persenjataan terbesar memutuskan untuk melarang sepenuhnya Format GUND dan seluruh penerapannya.

Delling Rembran, anggota dewan sekaligus presiden Benerit Group, mengirimkan pasukan khusus bernama Dominicus untuk menghancurkan fasilitas penelitian Vanadis bernama Fólkvangr.

Semua ilmuwan di sana dibunuh demi menghapus jejak teknologi terlarang itu.