Breaking News:

KUR BRI

Inovasi Panganan Khas Italia Pakai Susu Boyolali, Anak Sekolah Bisa Ikut Belajar Bikin Pizza Suboli

Strategi jitu Pizza Siboli untuk meningkatkan penjualan dengan memanfaatkan cooking class.

TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara
INOVASI MAKANAN - Pizza Suboli membuka stan di CFD Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, pada Minggu (27/4/2025). 

TRIBUNWOW.COM - Seorang anak perempuan yang sedang bersama ibunya tiba-tiba meminta pizza yang dijajakan di car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Minggu (27/4/2025).

“Mah pengen beli pizza itu,” kata anak perempuan mengenakan pakaian berwarna ungu.

Ibunya langsung menghampiri stan Pizza Susu Boyolali (Suboli) demi menuruti keinginan putri kesayangannya itu.

“Mau yang mana nak?,” tutur sang ibu sambil menatap anaknya.

“Yang ada kejunya,” balas bocah perempuan tersebut.

Pemilik Pizza Suboli, Iwan Tri Wiyono langsung bergegas mengambil plastik untuk membungkus piza bertoping keju yang diinginkan anak itu.

Cukup dengan Rp 30 ribu sudah bisa merasakan kenikmatan makanan khas Italia yang divariasi oleh Rahmawati menggunakan susu Boyolali.

“Ini silakan, terima kasih ya, hati-hati di jalan,” tutur Rahmawati sembari menerima uang dari pembeli.

Pizza Suboli memang unik dan tidak seperti yang lain, karena menggunakan susu khas Boyolali dalam adonannya.

Istri Iwan, yakni Rahmawati mengaku memakai mozzarella dari susu Boyolali untuk bagian toping Pizza Suboli.

"Kita menyerap produksi susu di Boyolali, jadi kita buat adonan basahnya memakai susu," ujar Rahmawati ketika diwawancara TribunWow.com.

"Sama pemanfaatan susu itu kita buat mozzarella juga, lalu dipakai untuk topingnya," tambahnya.

Pizza Siboli kedatangan pembeli saat CFD di Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Pizza Suboli kedatangan pembeli saat CFD di Jalan Slamet Riyadi, Solo. (TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)

Namun, perjuangan Rahmawati hingga berhasil membuat resep Pizza Suboli ternyata tidak mudah dan sebentar.

Berawal dari coba-coba, Rahmawati memanfaatkan banyaknya produsen susu di Boyolali untuk campuran bahan pizza yang dikonsumsi sendiri.

Ternyata pizza dari bahan susu tersebut memanjakan lidah orang yang memakannya.

Dari situlah, Rahmawati mencoba peruntungan untuk menjual pizza menggunakan bahan susu segar dari sapi.

"Selain itu, masih minimnya produk oleh-oleh dari Boyolali makanya kita berinovasi membuat produk yang bisa dibuat oleh-oleh dan disukai banyak kalangan," kata Rahmawati.

"Awalnya memang saya suka pizza, kalau beli kan mahal makanya saya coba bikin ternyata banyak yang suka," tambahnya.

Kendala permodalan lantas menjadi hambatan Rahmawati untuk membangun usaha Pizza Suboli di tahun 2017 silam.

Rahmawati akhirnya memberanikan diri untuk mengambil Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Republik Indonesia (BRI) sebagai permodalan.

Perlahan tapi pasti, Rahmawati bersama suaminya mengembangkan Pizza Suboli.

"Saya nasabah lama, dulu pakai KUR untuk permodalan Pizza Suboli," jelas Rahmawati.

Pemilik Pizza Siboli melayani pembeli saat CFD di Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Pemilik Pizza Suboli melayani pembeli saat CFD di Jalan Slamet Riyadi, Solo. (TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)

Penjualan Pizza Suboli semakin meningkat bahkan bisa merambah ke daerah Solo Raya yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten.

Dalam satu kali produksi Pizza Suboli, Rahmawati membutuhkan waktu delapan jam untuk 30 loyang piza.

Mulai dari mencari bahan hingga memanggang pizza dilakukan Rahmawati hanya dengan bantuan suaminya.

Rahmawati mengungkapkan pendapatan Pizza Suboli pernah menyentuh angka Rp 8 juta per bulan.

Sedangkan untuk acara seperti CFD, Pizza Suboli bisa meraup keuntungan hingga Rp 3 juta hanya untuk lima jam penjualan.

"Penjualan sekarang malah menurun setelah pandemi bisa Rp 8 jutaan, kalau dulu sebelum pandemi malah tinggi bisa lebih," kata dia.

"Omzet sekali jualan di car free day malah banyak, bisa sampai Rp 3 jutaan hanya dari jam 5 hingga 9," tambahnya.

Karena mangsa pasar di Boyolali tidak banyak, Rahmawati harus memutar otak untuk menambah pendapatannya.

"Kendala di pemasaran karena Boyolali cenderung sepi, maka kita jualnya di kota tetangga (Solo Raya)," ungkap dia.

Tercetuslah cooking class untuk anak-anak sekolah yang ingin belajar membuat pizza dengan bahan adonan dari susu Boyolali.

Rahmawati hanya mematok harga Rp 40 ribu per anak untuk mengikuti cooking class Pizza Suboli.

Karena Pizza Suboli sudah terkenal di Solo Raya, Rahmawati bisa lebih mudah menggaet sekolah-sekolah yang berminat untuk mengikuti program cooking class.

"Kalau di Boyolali yang mendongkrak profit kita malah cooking class dari sekolah-sekolah di Solo Raya," tutur dia.

"Cooking class biasanya Rp 40 ribu per anak, nanti selama menunggu dipanggang mereka bisa mewarnai, piza yang dibuat itu jadi oleh-oleh mereka," jelasnya.

Meski tidak memiliki toko, ketua Forum Brand Lokal Boyolali itu menjelaskan bahwa pendapatan Piza Suboli semakin bertambah berkat mengikuti event dan cooking class.

"Kalau ada event dan cooking class biasanya pendapatannya bisa tambah," tandasnya.

Stan Pizza Siboli di acara CFD Jalan Slamet Riyadi, Solo.
Stan Pizza Suboli di acara CFD Jalan Slamet Riyadi, Solo. (TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)

KUR BRI Berikan Manfaat UMKM

BRI melakukan aksi nyata dalam memperkuat ekosistem pembiayaan bagi UMKM.

Buktinya BRI sudah menyalurkan kredit hingga Rp 1.353 triliun dengan pertumbuhan  8,21 persen secara tahunan (yoy) hingga September 2024.

Direktur Utama BRI, Sunarso, mengakui penyaluran KUR untuk UMK menjadi bukti BRI dalam mendukugn Asta Cita pemerintah.

“Bagi BRI, hal ini menjadi aspek krusial dalam merumuskan strategic responses dan action plan yang tepat guna mendukung Asta Cita, dengan menempatkan UMKM sebagai pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ucapnya.

Sependapat dengan BRI, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengapresiasi komitmen BRI dalam menyalurkan KUR untuk UMKM.

Menurut Sri Mulyani, BRI berperan penting dalam mendukung pembiayaan UMKM dengan mengutamakan profitablitas serta keberpihakan pada pelaku usaha mikro.

“Terima kasih kepada BRI atas komitmennya memberikan pembiayaan kepada UMKM. Dari sisi business model tetap profitable dan mampu memberikan manfaat langsung bagi UMKM di seluruh Indonesia. Ini adalah keberpihakan yang penting menuju pertumbuhan ekonomi yang makin tinggi, namun tetap inklusif dan sustainable”, jelasnya.

(TribunWow.com/Khistian Tauqid Ramadhaniswara)

Sumber: TribunWow.com
Tags:
KUR BRIBoyolaliJawa TengahBRIUMKM
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved