Breaking News:

Kasus Judi Online Pegawai Komdigi

3 Mafia Judi Online yang Dibekingi Pegawai Komdigi Ditangkap, Ini Peran hingga Modus Pencucian Uang

Selain menangkap tiga tersangka, pihak kepolisian juga menyita uang Rp 600 juta dari tangan bandar judi online yang dilindungi pegawai komdigi.

Editor: Lailatun Niqmah
Warta Kota
Polda Metro Jaya kembali menangkap tiga tersangka mafia judi online yang dibekingi oknum pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (16/11/2024). 

TRIBUNWOW.COM - Kasus judi online yang melibatkan belasan pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), memasuki babak baru.

Terbaru, Polda Metro Jaya berhasil menangkap tiga tersangka lain mafia judi online ini,  Sabtu (16/11/2024).

Selain menangkap tiga tersangka, pihak kepolisian juga menyita uang Rp 600 juta dari tangan bandar judi online yang dilindungi pegawai komdigi.

Polda Metro Jaya menyita uang senilai Rp 600 juta dari bandar judi online yang dilindungi pegawai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

Peran 3 Tersangka

Baca juga: 1 Pegawai Komdigi Masih Buron Kasus Judi Online di Luar 18 Tersangka, Siap Diganjar Pasal Berlapis

Tersangka baru kasus judi online ini adalah  B, BK, dan HF.

Ketiganya ditangkap di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

Menurut keterangan pigak kepolisian, tiga tersangka ini adalah pengelola situs judi online agar tidak diblokir oleh Komdigi.

"Dari tangan para tersangka, kami telah menyita berbagai barang bukti, di antaranya 3 unit HP, 3 buah kartu ATM, dan uang tunai dalam berbagai mata uang senilai Rp 600 juta," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (16/11/2024).

"Peran dari B, BK, HF yang telah kami tangkap adalah mengelola ribuan web judi online agar tidak terblokir," kata Wira.

Wira mengungkapkan ketiga tersangka yang baru diamankan saat ini sedang menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik Subdit Jatanras.

"Selanjutnya kami juga akan melakukan pendalaman dan tracing lebih lanjut terhadap aset-aset hasil kejahatan yang dimiliki para tersangka," katanya.

Ia mengatakan pihaknya akan terus melakukan pengembangan dan penangkapan terhadap tersangka yang masih buron serta mengumpulkan barang bukti berbekal alat bukti, serta keterangan para tersangka yang telah ditangkap.

Polisi pun saat ini masih memburu tiga tersangka yang sudah masuk dalam Daftar pencarian Orang (DPO).

Ketiganya yakni berinisial A alias M, J, dan BS.

"Kalau DPO sekarang masih ada 3, masih ada 3 lagi," ucap Wira.

Dengan demikian, total ada sebanyak 22 tersangka yang telah ditangkap Polda Metro Jaya.

Dari 22 orang yang telah ditetapkan jadi tersangka terdiri dari 10 pegawai Komdigi dan 12 warga sipil.

Baca juga: Projo Tak Terima Budi Arie Disudutkan terkait Kasus Judi Online Komdigi: Ada Enggak Aliran Dananya?

Modus Pencucian Uang Bandar Judi Online

Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana menyatakan akan menelusuri aliran dana bandar judi online melalui money changer.

Hal ini menyusul terungkapnya oknum Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang menerima uang pelicin untuk membuka blokir situs judi online.

“Transaksi menggunakan money changer adalah salah satu modus atau tipologi pencucian uang, yang bertujuan memutus jejak transaksi,” ungkap Ivan saat dihubungi.

Ivan menjelaskan pada prinsipnya bahwa Komdigi melakukan identifikasi rekening-rekening penampungan deposit perjudian online yg selanjutnya disampaikan kepada OJK untuk diblokir. 

OJK selanjutnya meminta bank untuk memblokir dan melaporkan Laporam Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) kepada PPATK. 

Sehingga data pelaporan LTKM yang masuk ke PPATK terkait perjudian online, sebagian besar adalah data yang informasinya diperoleh dari Komdigi

Dari proses tersebut tidak ada istilah mengelabuhi antar institusi, ini lebih pada modus para oknum.

Akan tetapi dengan adanya pengungkapan kasus di Komdigi menyebabkan penanganan perjudian online menjadi parsial dan tidak menyeluruh.

Penyedia Jasa Keuangan juga semestinya wajib lapor ke PPATK sesuai UU No 8/2010.

PPATK juga tidak memeoleh laporan transaksi keuangan karena sebagian melalui money changer.

“Pasti (akan kita terlusuri aliran dana),” ungkap Ivan. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Tangkap 3 DPO Bandar Situs Judi Online yang Dilindungi Oknum Komdigi, Uang Rp 600 Juta Disita

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Kasus Judi Online Pegawai KomdigiJudi onlineKomdigiKementerian Komunikasi dan Digital
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved