Gerakan 30 September
Mengungkap Peran dan Keberadaan Soeharto saat Peristiwa G30S, Tidak Terlibat?
Jabatan Soeharto saat G30S adalah Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) atau Pangkostrad, dengan pangkat Mayor Jenderal.
Editor: Rekarinta Vintoko
Pada malam 30 September 1965, sesaat sebelum operasi G30S dilaksanakan, Latief kembali menemui Soeharto.
Saat itu, Soeharto berada di RSPAD Gatot Subroto untuk menjaga anak bungsunya, Hutomo Mandala Putra alias Tommy, yang dirawat karena luka bakar akibat ketumpahan sup panas.
Malam itu, Soeharto mengabaikan Latief yang menyampaikan rencananya menggagalkan kudeta.
"Sehari sebelum kejadian itu saya melapor langsung kepada Bapak Mayjen Soeharto, sewaktu beliau berada di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) sedang menunggui putranya yang ketumpahan sup panas. Dengan laporan saya ini, berarti saya mendapat bantuan moril, karena tidak ada reaksi dari beliau," kata Latief.
Baca juga: Kumpulan 40 Quotes Ucapan tentang Peristiwa G30S 30 September 2024, Cocok Dibagikan ke Medsos
Soeharto mengakui ia bertemu dengan Latief menjelang peristiwa G30S.
Namun, kesaksiannya terkait pertemuan itu yang berubah-ubah.
Dalam wawancara dengan Der Spiegel pada 19 Juni 1970, Soeharto mengaku ditemui di RSPAD Gatot Subroto oleh Latief pada malam 30 September 1965.
Katanya, Latief tidak memberi informasi apa-apa, malah akan membunuhnya saat itu juga.
"Dia justru akan membunuh saya. Tapi karena saya berada di tempat umum, dia mengurungkan niat jahatnya itu," kata Soeharto.
Namun dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (1988), Soeharto mengaku hanya melihat Latief dari kejauhan dan tidak sempat berinteraksi.
"Jadi siapa yang sebenarnya telah mengakibatkan terbunuhnya para jenderal tersebut? Saya yang telah memberi laporan lebih dulu kepada Jenderal Soeharto? Atau justru Jenderal Soeharto, yang sudah menerima laporan tetapi tidak berbuat apa-apa?" kata Latief dalam kesaksiannya.
"Nyatanya, sama sekali tidak pernah ada langkah-langkah untuk menambah penjagaan. Sebaliknya, setelah Peristiwa G30S meletus, selain menghantam G30S dan juga membantai ribuan rakyat yang sama sekali tidak tahu apa-apa, mereka bertiga (Soeharto, Umar Wirahadikusumah, dan Basuki Rachmat) kemudian malahan bersama-sama menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno," ujar Latief.
Dapat disimpulkan, Soeharto tidak diculik dan dibunuh dalam peristiwa G30S karena dianggap sebagai loyalis Presiden Soekarno, sehingga tidak masuk dalam daftar target operasi G30S.
Pada saat para jenderal TNI AD diculik dan dibunuh oleh operasi G30S, Soeharto sedang berada di RSPAD Gatot Subroto untuk menjaga putranya.
Teori tentang Soeharto dalang G30S sempat mengemuka, karena berdasarkan penuturan Latief, ia mengetahui rencana penculikan sejumlah jenderal, tetapi tidak melakukan apa-apa.
Sumber: Kompas.com
Profil Letkol Untung Pemimpin G30S, Dihajar Massa Dikira Copet, Ditangkap setelah Loncat dari Bus |
![]() |
---|
Mengungkap Peran dan Keberadaan Soeharto saat Peristiwa G30S, Tidak Terlibat? |
![]() |
---|
Detik-detik sebelum Jenderal Ahmad Yani Dibunuh saat Peristiwa G30S, Ada Orang Misterius Telepon |
![]() |
---|
Daftar Tokoh-tokoh yang Diduga Terlibat Peristiwa G30S dan Peranannya, Nomor 1 Letkol Untung |
![]() |
---|
Benarkah CIA Terlibat di Balik Peristiwa Gerakan 30 September (G30S) 1965? |
![]() |
---|