Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Mengenal Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas Pengganti Haniyeh, Dikenal Punya Kedisiplinan yang Brutal

Setelah bernegosiasi selama dua hari di Doha, Qatar, Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya, menggantikan Ismail Haniyeh.

AFP
Yahya Sinwar berpidato di Kota Gaza, pada April 2023 lalu. Ia telah ditunjuk jadi pemimpin politik Hamas yang baru, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas terbunuh di Teheran, Iran. 

Pada tahun 1988, Sinwar diduga merencanakan penculikan dan pembunuhan dua tentara Israel. Dia ditangkap pada tahun yang sama, dihukum oleh Israel atas pembunuhan 12 warga Palestina, lalu dijatuhi empat hukuman seumur hidup.

Tahun-tahun di Penjara

Ismail Haniyeh (kiri) dan Yahya Sinwar (kanan)
Ismail Haniyeh (kiri) dan Yahya Sinwar (kanan) (Quds News Network)

Sinwar telah menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di penjara-penjara Israel. Dia dipenjara selama lebih dari 22 tahun, dari 1988 hingga 2011.

Waktunya selama dipenjara, sebagian di sel isolasi, tampaknya justru membuatnya semakin radikal.

“Dia meneguhkan otoritasnya dengan cara yang kejam, menggunakan kekerasan,” kata Yaari.

“Dia memposisikan dirinya sebagai pemimpin di antara para narapidana, bernegosiasi atas nama mereka dengan otoritas di penjara dan menegakkan disiplin di antara para narapidana.”

Pemerintah Israel menggambarkan Sinwar selama di penjara sebagai sosok yang “kejam, berwibawa, berpengaruh, dengan ketahanan yang tidak biasa, licik dan manipulatif, merasa puas dengan apa yang dia miliki… menyimpan rahasia bahkan di dalam penjara di antara tahanan lain… memiliki kemampuan untuk membawa orang banyak”.

Selama mereka bertemu, Yaari menilai Sinwar sebagai seorang psikopat.

“[Tetapi] untuk mengatakan bahwa, ‘Sinwar adalah seorang psikopat, titik,’ juga tidak tepat,” katanya.

“Karena Anda akan merindukan sosok yang aneh dan kompleks ini.”

Menurut Yaari, Sinwar “sangat licik, cerdas tahu bagaimana memainkan pesona pribadinya.”

Ketika Sinwar memberitahunya bahwa Israel harus dihancurkan dan bersikeras bahwa tidak ada tempat bagi orang Yahudi di Palestina, “dia kemudian bercanda, ‘Mungkin kami akan mengecualikan Anda’”.

Selama dipenjara, Sinwar menjadi fasih berbahasa Ibrani. Dia membaca surat kabar Israel. Yaari mengatakan bahwa Sinwar selalu lebih suka berbincang dalam bahasa Ibrani dengannya, meskipun Yaari fasih berbahasa Arab.

“Dia berusaha meningkatkan bahasa Ibraninya,” kata Yaari.

“Saya rasa dia juga ingin diuntungkan dari seseorang yang berbicara bahasa Ibrani lebih lancar dibandingkan sipir penjara.”

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Ismail HaniyehYahya SinwarHamasIsraelIranGaza
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved