Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Mengenal Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas Pengganti Haniyeh, Dikenal Punya Kedisiplinan yang Brutal

Setelah bernegosiasi selama dua hari di Doha, Qatar, Hamas menunjuk Yahya Sinwar sebagai pemimpin barunya, menggantikan Ismail Haniyeh.

AFP
Yahya Sinwar berpidato di Kota Gaza, pada April 2023 lalu. Ia telah ditunjuk jadi pemimpin politik Hamas yang baru, menggantikan Ismail Haniyeh yang tewas terbunuh di Teheran, Iran. 

Orang tuanya berasal dari Ashkelon, namun dia menjadi pengungsi pasca-peristiwa “al-Naqba” (bencana), yang merujuk pada tersingkirnya warga Palestina dari tanah leluhur mereka dalam perang usai negara Israel dibentuk pada 1948.

Dia menempuh pendidikan di sekolah menengah untuk laki-laki di Khan Younis, lalu menjadi sarjana bahasa Arab dari Universitas Islam Gaza.

Pada masa itu, Khan Younis adalah “benteng” dukungan bagi Ikhwanul Muslimin, kata peneliti dari Washington Institute for Near East Policy, Ehud Yaari, yang pernah mewawancarai Sinwar di penjara sebanyak empat kali.

Menurut Yaari, Ikhwanul Muslimin “merupakan gerakan besar-besaran bagi generasi muda yang pergi ke masjid-masjid di tengah kemiskinan di kamp pengungsi”. Ini nantinya juga berpengaruh penting bagi Hamas.

Sinwar pertama kali ditangkap oleh Israel karena "aktivitas Islami" pada tahun 1982, ketika dia masih berusia 19 tahun.

Dia kemudian ditangkap lagi pada tahun 1985. Pada saat itulah dia dipercaya oleh pendiri Hamas berkursi roda, Sheikh Ahmed Yassin.

Keduanya menjadi “sangat, sangat dekat”, kata peneliti senior di Institut Studi Keamanan Nasional di Tel Aviv, Kobi Michael.

Hubungan dengan pemimpin spiritual organisasi ini memberi kesan pertama yang baik bagi Sinwar di dalam gerakan tersebut.

Dua tahun setelah Hamas didirikan pada tahun 1987, Sinwar mendirikan organisasi keamanan internal yang ditakuti bernama al-Majd. Saat itu, dia baru berusia 25 tahun.

Baca juga: Israel Ketar-ketir, Iran Susun Skenario Balas Dendam atas Kematian Ismail Haniyeh: Tak Dapat Dibaca

Al-Majd dikenal karena menghukum orang-orang yang dituduh melanggar moral.

Menurut Michael, kelompok ini menargetkan toko-toko yang menjual video porno, serta memburu dan membunuh siapa pun yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.

Yaari mengatakan bahwa Sinwar bertanggung jawab atas banyak “pembunuhan brutal” terhadap orang-orang yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.

“Beberapa di antaranya [dia bunuh] menggunakan tangannya sendiri dan dia bangga akan itu, dia menceritakannya kepada saya dan ke orang-orang lain.”

Menurut para pajabat Israel, Sinwar mengaku menghukum seseorang yang diduga sebagai informan Israel, dengan meminta saudara laki-laki orang tersebut menguburnya hidup-hidup, menggunakan sendok, bukan sekop.

“Dia adalah sosok yang bisa mengumpulkan pengikut, pendukung, dan banyak orang yang takut, juga tidak ingin berseteru dengannya,” kata Yaari.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Tags:
Ismail HaniyehYahya SinwarHamasIsraelIranGaza
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved