Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Pejuang Palestina Masih Pegang Kendali, Media Israel Akui IDF Tak Bisa Raih Tujuannya di Gaza

Pejuang Palestina, Hamas masih menunjukkan dominasi kekuatannya di Jalur Gaza dalam melawan tentara Israel.

Editor: Lailatun Niqmah
Yuri CORTEZ / AFP
Gambar yang diambil dari posisi dekat Sderot di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza pada 31 Oktober 2023 menunjukkan sebuah tank Israel melaju di dekat perbatasan di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Terbaru, hingga Januari 2024, IDF disebut media Israel tidak mendapatkan kesuksesan apa pun dalam perang Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM - Pejuang Palestina, Hamas masih menunjukkan dominasi kekuatannya di Jalur Gaza.

Tangguhnya pertahanan serta perlawanan Hamas membuat Israel tidak mendapatkan kesuksesan apa pun dalam perang Gaza.

Hal ini diungkap oleh media Israel Haaretz, Sabtu (6/1/2024), yang menyebut tentara Israel (IDF) memiliki  sejumlah target dan tujuan yang telah ditetapkan, namun tak bisa diraih.

Baca juga: CEO McDonals Kecewa Bisnisnya Rugi Besar, Aksi Boikot Imbas Perang Israel Vs Hamas Berdampak Nyata

Target dan tujuan IDF ini adalah menghancurkan kemampuan Hamas, melucuti senjatanya, mencapai kendali keamanan di Jalur Gaza.

"Target lain IDF adalah mendirikan lembaga sipil serupa dengan model Otoritas Palestina di Area B, dan mengamankan kontribusinya dari negara-negara Arab moderat untuk membangun kembali Jalur Gaza,” menurut laporan Haaretz.

Dalam konteks ini, surat kabar Israel tersebut mengatakan komando militer IDF tidak dapat mencapai tujuan pertama untuk melucuti senjata dan menghancurkan kemampuan militer Hamas.

Laporan itu menambahkan kalau  gerakan Perlawanan Palestina masih menjadi kekuatan dominan di Jalur Gaza.

Kabinet Perang Israel Terpecah

Laporan soal ketidakberhasilan militer IDF dalam perang Gaza mengiringi kabar perpecahan Kabinet Perang Israel yang dibentuk Kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.

Kabar perpecahan internal pemerintahan Israel itu muncul pada Jumat merujuk sebuah laporan oleh The Times of Israel.

Laporan itu mengungkapkan, perselisihan antara pejabat tinggi Israel meletus setelah membahas topik penyelidikan yang diluncurkan militer Israel terhadap kelemahan keamanan pada tanggal 7 Oktober.

Pejabat partai Likud mengkritik Kepala Staf pendudukan, Herzi Halevi, karena memutuskan untuk menyertakan mantan menteri keamanan Shaul Mofaz dalam penyelidikan, serta waktu penyelidikan.

Mofaz adalah pengambil keputusan penting pada periode menjelang penarikan pasukan pendudukan Israel dari Jalur Gaza pada tahun 2005.

"Ketidaksepakatan tersebut menyoroti ketegangan yang sudah berlangsung lama antara militer Israel dan koalisi Netanyahu mengenai kebijakan Israel terhadap Gaza dan Palestina," The Times of Israel melaporkan.

Baca juga: Israel Tak akan Pergi dari Gaza dalam Waktu Dekat, Ungkap Masa Depan Perang dengan Hamas

Perselisihan juga terdeteksi dalam kabinet perang dan kabinet yang diperluas, terutama mengenai rencana Israel untuk “sehari setelah” perang di Jalur Gaza.

"Masalah ini telah memicu ketegangan yang signifikan antara tokoh-tokoh penting di pemerintahan Israel," kata koresponden urusan politik KAN Israel, Mikhail Shemesh, pada Kamis.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Perang Israel Vs HamasHamasPalestinaGazaIsrael
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved