Breaking News:

Perang Israel Vs Hamas

Kesaksian Jurnalis di Gaza saat Melarikan Diri dari Serangan Israel: Anak-anak Berteriak di Jalan

Satu-satunya pembangkit listrik di Gaza telah kehabisan bahan bakar, dan pasokan medis serta makanan semakin menipis setelah serangan Israel.

Al Jazeera via Tribunnews.com
Serangan balasan Israel ke Jalur Gaza Palestina, Sabtu (7/10/2023). 

Menurutnya, apa yang terjadi saat ini adalah

serangan paling berdarah yang pernah dia lihat sejak dia mulai bekerja di Gaza sejak 40 tahun silam.

"Karena orang-orang terluka di rumah mereka, sekitar 30-40 persen yang terluka adalah anak-anak. Seluruh keluarga yang dibawa mereka dalam kondisi terluka."

"Dalam perang, Anda mencoba untuk memulangkan pasien lebih awal sehingga Anda dapat mengosongkan tempat tidur, namun pasien-pasien ini semua berasal dari rumah-rumah yang telah hancur sehingga Anda tidak dapat mengirim mereka kembali ke jalan,” katanya.

Pemimpin Hamas mengatakan dia tidak akan menegosiasikan pertukaran tahanan untuk mendapatkan makanan dan obat-obatan, dan dia tidak akan bernegosiasi dengan Israel ketika wilayahnya diserang.

Kepala hak asasi manusia PBB mengatakan pengepungan adalah tindakan ilegal menurut hukum internasional.

Badan-badan PBB juga mengutuk pembunuhan massal yang dilakukan Hamas dan meminta mereka untuk melepaskan sandera yang mereka sandera.

Meskipun Israel bersikeras bahwa mereka tidak menargetkan penduduk sipil di Gaza, masyarakat di sini merasa keputusan untuk memotong pasokan air, makanan, medis dan listrik kepada 2,3 juta orang adalah hukuman kolektif.

Masyarakat di Gaza tahu seperti apa itu perang, tapi perang kali ini terasa berbeda. (*)

Baca berita lainnya

Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul Gaza: ‘Anak-anak berteriak di jalan saat kami melarikan diri dari serangan udara'

Sumber: BBC Indonesia
Tags:
BBCJurnalisGazaHamasIsraelPalestina
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved