Perang Israel Vs Hamas
Fakta Perang Israel Vs Hamas: Jumlah Korban, Alasan, Situasi Terkini, hingga Reaksi Berbagai Negara
Perang Israel vs Hamas kini menjadi sorotan dunia, setelah Hamas melepaskan ribuan roket dari jalur Gaza ke Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Perang Israel vs Hamas kini menjadi sorotan dunia, setelah Hamas melepaskan ribuan roket dari jalur Gaza ke Israel pada Sabtu 7 Oktober 2023.
Mendapat serangan mendadak, Israel kemudian melakukan pembalasan dengan mengerahkan tank dan alat tempur lainnya ke perbatasan.
Ribuan orang kehilangan nyawa mereka, baik dari kubu Israel maupun Palestina.
Pihak Hamas mengaku melakukan serangan ini untuk menghentikan kekejaman Israel di jalur Gaza.
Berbagai negara pun langsung memberikan reaksinya, mulai dari Rusia, Amerika Serikat, Ukraina, Turki, Iran, hingga Uni Emirat Arab.
Baca juga: Mencekamnya Situasi Perang Israel Vs Hamas Diungkap WNI di Gaza: Di Luar Sana Masih Dihujani Rudal
Dikutip dari Al Jazeera, berikut ini fakta-fakta terkait perang Israel vs Hamas:
Pada Sabtu (7/10/2023) pagi, Hamas melancarkan Operasi Badai Al Aqsa terhadap Israel.
Peristiwa akhir pekan kemarin merupakan eskalasi besar-besaran sejak perang yang berlangsung 11 hari pada 2021 kemarin.
Hamas menyatakan telah menembakkan 5.000 roket dari Jalur Gaza.
Israel mengonfirmasi bahwa para pejuang kelompok tersebut telah memasuki wilayahnya.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengakui kelompok Hamas menyerang Tel Aviv dari berbagai sisi, baik dari darat, laut, hingga udara.
Roket putaran pertama ditembakkan pada pukul 06.30 waktu setempat (03.30 GMT).
Menanggapi operasi Badai Al Aqsa, tentara Israel mengatakan pihaknya melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap Hamas di Jalur Gaza.
Sebelum perang pecah pada Sabtu kemarin, Israel menanggapi sejumlah serangan kecil yang dilakukan Palestina terhadap pasukannya.
Dilansir Al Jazeera, pasukan Israel mengonfirmasi tentaranya terlibat dalam baku tembak di dekat Tulkarem, Tepi Barat utara.
Militer Israel mengatakan baku tembak mematikan di daerah Tulkarem terjadi setelah tentara mengidentifikasi kendaraan mencurigakan di dekat desa Shufa.
Empat warga Palestina dilaporkan tewas dalam insiden terpisah di Tepi Barat, pada Kamis (5/10/2023).
Di antaranya, tiga orang tewas di tangan pasukan Israel, satu lagi oleh pemukim Israel, pejabat Israel menerangkan.
Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan nama dua pria yang tewas adalah Abdul Rahman Atta (23) dan Huthaifa Faris (27), dilansir dari WAFA.
"Mereka meninggal akibat peluru pendudukan (Israel)," kata kementerian, dilansir France24.
Sementara, kelompok Hamas mengidentifikasi mereka sebagai anggota sayap bersenjatanya.
Orang Palestina ketiga ditembak mati oleh tentara Israel, dilaporkan lebih dulu melepaskan tembakan ke sebuah mobil di Tepi Barat selatan.
Kementerian Palestina mengonfirmasi kematian tersebut tanpa mengidentifikasi identitas pria yang dibunuh.
Orang Palestina keempat, bernama Labib Dhamidi yang berusia 19 tahun dibunuh oleh seorang pemukim setelah mereka turun ke kota tersebut menyusul insiden sebelumnya, kantor berita negara Palestina WAFA melaporkan.
Sebelumnya, tentara mengatakan bahwa lima petugas polisi Israel terluka oleh alat peledak dalam bentrokan terpisah, juga di Tepi Barat bagian utara.
Tel Aviv Disasar Roket Hamas
Hamas menembakkan roket sampai ke sisi utara Tel Aviv.
Kelompok bersenjata yang berkuasa di Palestina juga mengerahkan pejuangnya ke Israel selatan.
Media Israel melaporkan orang-orang bersenjata melepaskan tembakan terhadap warga yang lewat di Kota Sderot.
Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan bentrokan terjadi di jalan-jalan kota.
Orang-orang naik jip berkeliaran di pedesaan.
Sebuah laporan menyatakan bahwa pejuang Hamas telah menguasai beberapa pusat pemukiman sipil Israel.
Jumlah Korban
Hingga hari ini, jumlah korban tewas di kedua belah pihak yang bertikai mencapai 1.113 orang.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel, Mayor Ben Wahlhaus mengatakan kepada CNN pada Minggu (8/10/2023) bahwa jumlah korban tewas di Tel Aviv pascaserangan mendadak pejuang Hamas meningkat menjadi lebih dari 700 orang.
Pemerintah juga melaporkan 44 tentara Israel tewas selama serangan Hamas, dilansir The Guardian.
Tim penyelamat menemukan lebih dari 260 mayat di lokasi festival musik Supernova.
Sementara, laporan BBC mengabarkan dari pihak Palestina 413 orang tewas setelah Israel meluncurkan serangan balasan di Gaza.
Rumah sakit di Gaza kebanjiran pasien setelah Israel memulai serangan balasannya.
Baca juga: Ironi Warga Gaza Tak Punya Tempat untuk Mengungsi saat Perang, Warga Israel Pergi dari Negaranya
Juru bicara Hamas Khaled Qadomi mengatakan kepada Al Jazeera bahwa operasi militer kelompok tersebut adalah respons terhadap semua kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade.
"Kami ingin masyarakat internasional menghentikan kekejaman di Gaza, terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa," katanya.
"Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini," tegasnya.
"Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri pendudukan terakhir di Bumi," kata Mohammed Deif, komandan militer Hamas.
Ia seraya menambahkan bahwa 5.000 roket telah diluncurkan.
"Setiap orang yang mempunyai senjata harus mengeluarkannya. Waktunya telah tiba," kata Deif, menurut laporan.
Reaksi Israel
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, Kabinet Keamanannya telah menyatakan negaranya berperang setelah serangan Hamas.
"Keputusan tersebut, yang diumumkan pada hari Minggu, secara resmi mengizinkan pengambilan langkah militer yang signifikan," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Perang yang dipaksakan terhadap negara Israel melalui serangan teroris yang mematikan dari Jalur Gaza dimulai pada pukul 06.00 kemarin,"katanya.
Situasi Terkini
Israel membalas serangan roket Hamas dengan menyerang warga Palestina di Gaza pada Minggu (8/10/2023).
Sementara itu, Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan roket dan artileri ke tiga pos di Peternakan Shebaa sebagai solidaritas dengan rakyat Palestina.
Israel dan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran pun saling baku tembak artileri dan roket.
Militer Israel juga mengatakan salah satu drone miliknya menyerang pos Hizbullah di kawasan Har Dov, kawasan di Shebaa, dan kemudian melepaskan tembakan peringatan ke arah sejumlah tersangka di kawasan tersebut.
Di Israel selatan, kelompok bersenjata Hamas masih melawan pasukan keamanan Israel 24 jam setelah serangan itu.
Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan lebih dari 20.000 orang berlindung di 44 sekolahnya di sekitar Gaza pada Sabtu malam.
Reaksi Internasional
- Rusia
Dikutip dari Interfax, Rusia mengatakan pihaknya melakukan kontak dengan Israel, Palestina dan negara-negara Arab sehubungan dengan meningkatnya konflik Israel-Palestina.
"Tentu saja kami selalu menyerukan pengendalian diri," kata Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov.
- Ukraina
Presiden Volodymr Zelenskyy mengecam "serangan teroris" terhadap Israel.
Ia mengatakan Israel punya hak untuk mempertahankan diri "tidak dapat diragukan".
- Amerika Serikat
Gedung Putih juga mengecam "serangan teroris Hamas yang mengerikan di Israel".
Washington menerangkan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden AS Joe Biden mengikuti perkembangan terbaru dari konflik Palestina dan Israel.
"Amerika Serikat dengan tegas mengecam serangan tak beralasan yang dilakukan teroris Hamas terhadap warga sipil Israel," terang pernyataan AS.
"Tidak pernah ada pembenaran untuk terorisme," tegas AS.
- Iran
Berbeda dengan Rusia, Ukraina, dan AS, Iran menyampaikan dukungan untuk serangan Palestina.
Situs berita semi-resmi, ISNA melaporkan, Penasihat Pemimpin Tertinggi Ali Hosseini Khamenei mengatakan Iran mendukung serangan Palestina.
"Kami mengucapkan selamat kepada para pejuang Palestina," kata penasehatnya, Rahim Safavi.
"Kami akan mendukung para pejuang Palestina sampai pembebasan Palestina dan Yerusalem," ucapnya.
Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan serangan yang dilakukan sekutunya Hamas merupakan bukti meningkatnya kepercayaan masyarakat Palestina dalam menghadapi pendudukan Israel.
- Turki
Presiden Turki Tayyip Erdogan meminta Israel dan Palestina untuk menahan diri dari tindakan permusuhan yang dapat memperburuk situasi.
"Kami menyerukan semua pihak menahan diri," kata Erdogan pada kongres Partai AK yang berkuasa di Ankara.
- Uni Emirat Arab
Kementerian Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) menyerukan gencatan senjata segera untuk menghindari dampak serius.
"UEA telah menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada semua korban krisis baru-baru ini.
Abu Dhabi menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Abraham Accords yang didukung AS, bersama dengan Bahrain dan Maroko.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)
Berita terkait Perang Israel Vs Hamas
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Alasan Hamas Palestina Lancarkan Serangan Mendadak ke Israel
Sumber: Tribunnews.com
Hamas akan Nyatakan Kemenangan dalam Perang Gaza Lawan Israel setelah Kesepakatan Gencatan Senjata |
![]() |
---|
Tentara Israel IDF Diklaim Alami Rugi Besar di Jabalia, Disebut Lakukan Serangan Tanpa Arah |
![]() |
---|
Kegagalan Intelijen Israel pada 7 Oktober Buktikan Hamas Sulit Disusupi |
![]() |
---|
Ali Khamenei Sebut Tak Butuh Pasukan Proksi: Pejuang Perlawanan Bertempur atas Keyakinan Sendiri |
![]() |
---|
Ali Khamenei Tegas Teheran Katakan Tidak Butuh Pasukan Proksi seperti Hizbullah-Houthi |
![]() |
---|