Breaking News:

Terkini Daerah

Caturida Meiwanto Doktoralina Sebut 70 Ribu UMKM di Aceh Harus Dapat Perhatian, Ini Alasannya

Sebanyak 74.810 UMKM di Aceh harus mendapat perhatian agar dapat tumbuh mandiri secara ekonomi.

HO/TribunWow.com
Penandatanganan kerjasama antara UNDIRA dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBIS) UIN Ar-Raniry, pada Kamis (14/09/2023). 

Ukuran keberhasilan pembangunan nasional adalah sama yakni indeks kesejahteraan.

Sekalipun menggunakan pendekatan khusus, Aceh tetap menggunakan indeks kesejateraan yang sama sebagaimana yang berlaku di provinsi lain.

“Jika secara sederhana, ukuran kesejahteraan adalah rumah, mobil, motor dan pendapatan, ukuran itu pasti juga berlaku di provinsi manapun termasuk Aceh. Hanya cara mencapainya bisa berbeda-beda karena seperti yang kita ketahui Aceh adalah provinsi khusus,” jelas Catur yang lulusan Ph.D dari Universiti Sains Malaysia.

Potensi UMKM, masih menurut Catur, banyak terdapat di pesantren.

Dan pesantren mengajarkan kemandirian ekonomi dalam skala kecil.

Tradisi dan kebiasaan ini harusnya mampu menjadi sarana mencapai kesejahteraan jika mendapat metode dan sistem yang benar.

"Masyarakat UMKM di Aceh perlu dipersiapkan dalam meningkatkan kesejahteraan diri dan Keluarganya,” urai Catur.

Sementara itu, Dr. Hafas Furqani yang merupakan Alumni International Islamic University Malaysia menjelaskan bahwa peran pesantren (dayah) setelah proses pendidikan seharusnya mendapat perhatian pemerintah agar dapat meningkatkan IPM.

Melalui pendidikan setidak-tidaknya, masyarakat kecil dipersiapkan untuk membangun ekonominya.

“Dampak UMKM di Aceh sudah jelas terlihat, terutama bagi masyarakat kecil yang hidup dengan mata pencahariannya melalui pekerjaan pendukung. Ini yang UNDIRA dan UIN lihat harus segera dilakukan. Berdasarkan sumber satu data kementerian agama, sebanyak 1.286 pesantren yang terdaftar sejak Tahun Ajaran 2021/2022. Kekuatan ini dapat membantu peran Pemerintah Daerah. Disinilah peran pengabdian masyarakat ditingkatkan,” ujar Hafas.

Hafas juga mengingatkan bahwa, UMKM sebagai sumber perekonomian Indonesia wajib mengoptimalisasi kekinian Teknologi Informasi dalam seluruh aktivitas proses pencatatan dan pelaporan keuangan dan perpajakannya

“Sekalipun dalam skala kecil UMKM, mindset orang Aceh dan sistemnya harus diubah. Mindset pengelolanya perlu di-upgrade. Pasar seharusnya tahu, UMKM dapat meningkatkan penjualan apapun. Dalam konteks ini Pendidikan atas calon pelaku UMKM harus dilihat sebagai momentum untuk membangun kekuatan Ekonomi baru bagi masyarakat,” pungkas Hafas.

Penandatanganan kedua perguruan tinggi tersebut, juga ditandai dengan penyerahan buku "Moderasi Beragama" dari Mantan Menteri Agama Dr. Lukman Hakim Saifuddin.

Sebelum penandatanganan Catur juga yang mengadakan kunjungan dan bertemu Kapolda Aceh, Irjen Pol. Ahmad Haydar Baagil Assegaf yang berjasa dalam menjaga ketahanan ekonomi di Aceh. (*)

Baca berita lainnya

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Caturida Meiwanto DoktoralinaAcehUMKMLukman Hakim SaifuddinLembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved