Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Teka-teki 2 Parpol Diduga Terkoneksi dengan Panji Gumilang, Curi Jutaan Suara dari Al Zaytun
Teka-teki dua partai politik (parpol) yang diduga berbisnis dengan Panji Gumilang saat Pilpres.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Gonjang-ganjing Ponpes Al Zaytun, Indramayu, terus bergulir.
Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang, kabarnya sudah memiliki lebih dari 40 juta pengikut.
Dengan banyaknya pengikut, Panji Gumilang disebut-sebut kerap 'berbisnis' dengan partai politik (parpol) saat Pemilu dan Pilpres.
Dilansir TribunWow.com, dugaan itu dibongkar Analis Kajian Terorisme, Al Chaidar.
Baca juga: Kemarahan Moeldoko Dituduh Bekingan Al Zaytun, Wanti-wanti Panji Gumilang: Emang Gue Preman?
Baca juga: Profil Panji Gumilang, Pimpinan Ponpes Al Zaytun yang Penuh Kontroversi, Pernah Dijebloskan Penjara
Pria yang juga mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) itu menyebut Panji Gumilang kerap meraup untung saat Pemilu dan Pilpres tiba.
Hal itu dibongkar Al Chaidar dalam kanal YouTube tvOneNews, Senin (3/7/2023).
"Bahkan untuk menghadapi Pemilu, Pilpres sering dibagi itu 20 juta jemaah memilih partai ini, 20 juta jemaah memilih partai ini (lainnya)," ucap Al Chaidar.
"Ada dua partai."
Al Chaidar memastikan ada dua partai yang menjadi 'langganan' suara pengikut Panji Gumilang.
Demi mendapat suara pengikut Panji Gumilang, kata Al Chaidar, dua parpol tersebut rela menggelontorkan puluhan miliar uang.
"Bahkan mereka semacam agensi politik yang dilakukan Panji Gumilang untuk mendapatkan dana tambahan," ujar dia.
"Karena jumlah umatnya kan banyak sekali, lebih besar dari anggota partai politik itu sendiri."
Namun, Al Chaidar enggan menyebut nama dua partai yang berkaitan erat dengan Panji Gumilang.
"Daripada mereka mengeluarkan dana kampanye 80 sampai 100 miliar, akhirnya mereka memberikan pada Al Zaytun," tukasnya.
Baca juga: Eks Kabareskrim Beberkan Pengalaman Tangani Kasus Al Zaytun pada 2002, Tak Bisa Dipidana meski Salah
Baca juga: Dibidik Sejak 2002, MUI Ungkit Sejumlah Alasan Kasus Ponpes Al Zaytun Baru Dapat Perhatian Publik
Kemarahan Moeldoko Dikaitkan dengan Panji Gumilang
nama Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko, terus dikaitkan dengan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun.
Moeldoko dituduh sebagai bekingan Ponpes Al Zaytun yang hingga kini dipimpin oleh Panji Gumilang.
Saat Ponpes Al Zaytun menuai kontroversi, Moeldoko disebut-sebut punya pengaruh kuat di balik Panji Gumilang yang kebal hukum.
Dilansir TribunWow.com, Moeldoko akhirnya buka suara terkait berita miring tersebut.
Moeldoko bahkan meluapkan kekesalannya terus dikaitkan dengan Panji Gumilang cs.
"Jangan Mantan Panglima (TNI) dibilangnya beking, emang gue preman apa, nggak bener nih," ujar Moeldoko, dikutip dari Tribunnews.com, Senin (3/7/2023).
"Saya juga bisa marah, saya juga bisa marah."
Kendati demikian, Moeldoko tak menampik pernah masuk ke Ponpes Al Zaytun.
Bukan untuk berguru, kata Moeldoko, kala itu ia justru mengancam Panji Gumilang.
Moeldoko yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kodam (Pangdam) mewanti-wanti bakal turun tangan jika Ponpes Al Zaytun terus berulah.
"Sebagai warga negara nggak ada kekebalan, siapa saja, periksa saja," papar Moeldoko.
"Saya sering tegaskan, saya sudah bicara ke pak Panji Gumilang, Hey macem macem gue orang pertama yang akan beresin."
"Jadi saya mulai Pangdam itu sudah datang ke Al Zaytun, untuk melihat secara pasti apa yang dilakukan di sana. Begitu ada penyimpangan saya orang pertama yang bertindak," imbuhnya.
Baca juga: Ketar-ketir Nasib Al Zaytun, Ponpes Panji Gumilang Direkomendasikan Ditutup, Ridwan Kamil Bersuara
Baca juga: Mahfud MD Kasih 3 Solusi untuk Masalah Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang, Ridwan Kamil Ikut Bantu
Moeldoko mengaku heran terus dikaitkan dengan Ponpes Al Zaytun.
Ia menyebut sudah tahu sosok dalang di balik isu miring tersebut.
"Saya sudah tahu siapa yang goreng itu, saya sudah tahu. Tujuannya apa saya tahu," katanya.
Terkait polemik Ponpes Al Zaytun, Moeldoko meminta masyarakat tak tergiring opini yang berseliweran di media sosial.
Ia pun meminta semua pihak memikirkan nasib ribuan santri di Ponpes Al Zaytun.
"Tetapi jangan karena persepsi yang berkembang mengadili seseorang, itu yang saya tekankan. Di sana ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri," ucap Moeldoko.
"Jangan gak karu-karuan, gara gara persepsi yang berkembang seperti ini. Ambil langkah langkah apa itu persuasif bersifat mendidik, apakah itu law enforcement, kita semua punya instrumentnya. Kenapa kita mesti berspekulasi," tukasnya. (TribunWow.com)
Baca artikel lain terkait Ponpes Al Zaytun