Breaking News:

Terkini Daerah

Nasib Pilu Gadis di Sidoarjo, Pernah Dibuang Ibu ke Panti Asuhan, Kini Dijual ke Pria Hidung Belang

Terungkap kisah hidup gadis di bawah umur yang dieksploitasi oleh ibu temannya untuk dijual melayani hidung belang.

Editor: Via
TribunWow.com/Rushinta Mahayu
Ilustrasu korban rudapaksa. Kisah pilu gadis di Sidoarjo, Jawa Timur yang dijual ibu teman ke hidung belang. 

TRIBUNWOW.COM - Baru berusia 16 tahun, seorang gadis di Sidoarjo, Jawa Timur harus mengalami kejadian-kejadian pahit selama hidupnya.

Ia sempat dibuang oleh ibu kandungnya di panti asuhan, hingga akhirnya kabur ke ibu tiri yang merawatnya sejak kecil.

Namuh nahas, ia kini justru dieksploitasi oleh ibu dari temannya sendiri dan dijual lewat aplikasi kencan.

Baca juga: Aksi Bejat Paman di Brebes, Cuma Beri Rp 2 Ribu Lalu Cabuli Ponakan yang Baru Berusia 7 Tahun

Diketahui, baru-baru ini polisi mengungkap kasus perdagangan orang lewat aplikasi MiChat.

Kali ini korbannya seorang gadis belia berusia 16 tahun asal Krian, Sidoarjo.

Pelakunya adalah SE, perempuan 45 tahun asal Tegalsari, Surabaya yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga Hotel Ganesha di kawasan Bungurasih, Sidoarjo.

SE mengenal korban lantaran merupakan teman sebaya anaknya.

Baca juga: Viral karena Setoples Kue Lebaran dari Tetangga, Wanita Ini Malah Dituduh Jual Diri oleh Suaminya

Ilustrasi korban rudapaksa. AS, guru mengaji yang terlibat kasus rudapaksa disebut melarikan diri usai dua kali manggir dari panggilan Polres Tangerang.
Ilustrasi korban. (Tribun Lampung)

Korban lantas berulangkali dijual atau dipasarkan lewat aplikasi MiChat untuk melayani pria hidung belang.

“Pelaku telah melakukan praktik eksplotasi seksual terhadap korban dengan mengadakan atau memudahkan perbuatan cabul dengan cara menawarkan korban melalui aplikasi MiChat, selanjutnya menarik keuntungan dari kegiatan prostitusi tersebut,” kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Kusumo Wahyu Bintoro, Senin (3/6/2023).

Sejak akhir April 2023 lalu korban mulai bekerja dengan rata-rata pendapatan Rp 200.000 sampai Rp 400.000 per tamu.

Setiap malam, remaja berusia 16 tahun itu rata-rata melayani 1 sampai 4 orang tamu.

Dalam penyelidikan polisi, diketahui bahwa setiap pendapatan Rp 200.000 dari korban, tersangka mengambil jatah Rp 50.000.

Sementara untuk pendapatan Rp 400.000, tersangka mengambil Rp 100.000.

Selain itu tersangka juga menarik biaya kamar Rp 200.000 sehari dan untuk biaya laundry sebesar Rp 100.000 bila korban melaundry ke dia.

“Terungkapnya perkara ini bermula dari laporan masyarakat tentang adanya perdagangan anak di bawah umur."

Halaman
12
Tags:
SidoarjoPanti AsuhanEksploitasi AnakJawa Timur
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved