Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Kemarahan Moeldoko Dituduh Bekingan Al Zaytun, Wanti-wanti Panji Gumilang: Emang Gue Preman?
Kemarahan Moeldoko terus dikaitkan dengan kontroversi Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Saya sudah tahu siapa yang goreng itu, saya sudah tahu. Tujuannya apa saya tahu," katanya.
Terkait polemik Ponpes Al Zaytun, Moeldoko meminta masyarakat tak tergiring opini yang berseliweran di media sosial.
Ia pun meminta semua pihak memikirkan nasib ribuan santri di Ponpes Al Zaytun.
"Tetapi jangan karena persepsi yang berkembang mengadili seseorang, itu yang saya tekankan. Di sana ada puluhan ribu mahasiswa, ada santri," ucap Moeldoko.
"Jangan gak karu-karuan, gara gara persepsi yang berkembang seperti ini. Ambil langkah langkah apa itu persuasif bersifat mendidik, apakah itu law enforcement, kita semua punya instrumentnya. Kenapa kita mesti berspekulasi," tukasnya.
Tabiat Puluhan Santri Al Zaytun
Pengakuan mengejutkan diungkap Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutaji, Penasihat Ahli Kapolri yang pernah menangani kasus Pondok Pesatren (Ponpes) Al Zaytun.
Dilansir TribunWow.com, Aryanto menyebut banyak siswa di Ponpes Al Zaytun berubah memiliki perangai yang buruk.
Bahkan, banyak di antaranya siswa yang berubah menjadi pencuri setelah 'mondok' di ponpes yang dipimpin Panji Gumilang tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ponpes Al Zaytun dan Panji Gumilang erat dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia (NII).
Baca juga: Babak Baru Polemik Ponpes Al Zaytun: Pemerintah Sudah Investigasi, Bareskrim Panggil Panji Gumilang
Baca juga: Panji Gumilang Panen Duit Lewat Lempar Jumrah 1 Muharam, Rekening Pimpinan Al Zaytun Menggendut
Sejumlah mantan pengikut Panji Gumilang bahkan mengaku diizinkan mencuri demi menyetorkan uang kepada Panji Gumilang cs setiap bulannya.
Hal itu pula yang dibongkar oleh Aryanto dalam kanal YouTube tvOneNews, Minggu (2/7/2023).
"Temuan saya waktu dulu masih menjabat sangat minim yang berkaitan dengan rekening," ucap Aryanto.
"Yang saya tangani adalah banyaknya ibu-ibu yang komplain anaknya jadi pencuri, menjual barang-barang milik orangtuanya untuk biaya negara NII."
"Selain itu juga banyak pembantu baru yang masuk satu minggu mengambil laptop juragannya," imbuhnya.