Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya
Lempar Jumroh Pengikut Ponpes Al Zaytun, Lempar Minimal 7 Sak Semen Berisi Uang, Ini Tujuannya
Babak baru kontroversi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun Indramayu, Jawa Barat, terus berlanjut.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Saya kira semua orang yang ke sana mengucapkan Subhanallah," tambahnya.
Ken menambahkan, jemaah Al Zaytun melakukan ibadah lempar jumroh ketika haji.
Namun, bukan kerikil yang mereka lemparkan.
Melainkan dengan melempar minimal 7 sak semen berisi uang.
"Ada juga istilah melempar jumroh, kalau di Mekkah kan pakai kerikil," ujarnya.
"Kalau di Al Zaytun 'Kita sedang bangun gedung, kalau pakai kerikil enggak kelar-kelar'."
"Jadi setiap orang yang datang ke sana di akhir sambutan Syekh Panji Gumilang ada ritual melempar jumroh."
"Misalnya dari Jakarta ada Rp 1 miliar, melempar jumrohnya enggak pakai kerikil, pakai sak semen dalam bentuk duit," tandas Ken.
Baca juga: Pimpinan Ponpes Al Zaytun Ngaku Punya Intel di Jakarta, Panji Gumilang: 5 Menit Informasi Datang
Sumber Dana Al Zaytun
Anto, mantan pengikut pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang, membeberkan sumber dana organisasi.
Seperti diketahui, Ponpes Al Zaytun viral di media sosial karena diduga melakukan penyimpangan syariat agama Islam.
Pemicunya, Panji Gumilang menyebut Alquran hanya karangan Nabi Muhammad SAW dan bukan kalam ilahi.
Selain itu, masih banyak lagi kontroversi-kontroversi mengenai Ponpes Al Zaytun dan ajaran Panji Gumilang.
Dilansir TribunWow.com dari kanal YouTube tOneNews pada Rabu (21/6/2023), Anto menjelaskan bahwa Ponpes Al Zaytun dibangun pada tahun 1996.
Penggalangan dana untuk pembangunan Ponpes Al Zaytun dipersiapkan satu tahun sebelumnya.