Terkini Daerah
Perampok Rumdin Wali Kota Blitar Ternyata Penjahat Tulen, Bentuk Komplotan saat Bertemu di Penjara
Tiga dari lima perampok rumah dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur berhasil ditangkap pihak kepolisian.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Pelaku kedua yang berhasil dibekuk adalah ASM, warga Bandar Lampung, pelaku spesialis pembongkaran brankas yang sempat dipenjara 3 kali.
Pada perampokan di Blitar, ASM memiliki tugas melumpuhkan seorang Satpol PP penjaga rumah.
"Tersangka ASM ini pernah menjalani hukuman 3 kali, yang pertama 2017 di Lapas Jayapura, 2019 di Lapas Sragen, 2020 di Madiun," terang Totok.
Kemudian, tersangka ketiga adalah AJ (57) asal Jombang, Jawa Timur yang bertugas mengikat petugas Satpol PP di rumah wali kota.
AJ merupakan pelaku spesialis bajing loncat yang sudah 3 kali masuk penjara.
"AJ ini juga pernah melakukan proses hukum 3 kali. 2004 di Lapas Sidoarjo, 2016 di Lapas Gresik, dan 2019 di Lapas Demak," terang Totok.
Baca juga: Kesaksian Wali Kota Blitar yang Dirampok, CCTV Rekam Ada Orang Bukakan Pintu Gerbang untuk Pelaku
Kronologi kejadian bermula pada dini hari, di mana lima orang masuk dari pintu samping setelah berhasil melumpuhkan tiga penjaga yang merupakan anggota Satpol PP.
Para perampok lantas mengancam dengan senjata tajam dan sempat menyekap Santoso, istrinya, Fenti Wulandari.
"Iya. Pelaku menyekap dan mengancam Bapak Wali dan Ibu. Diancam karena diminta menunjukkan tempat barang berharga," kata Kepala Polres Blitar Kota AKBP Argowiyono dikutip Kompas.com, Senin (12/12/2022).
Saat melakukan aksinya, para perampok tersebut mengikat korban dengan tali.
Adapun meski seluruh korban tak mengalami luka, namun para pelaku berhasil mengambil perhiasan dan uang milik keluarga Santoso.
"Uang cash dan perhiasan milik Bu Wali. Nilai uang cash kurang lebih Rp 400 juta," terang Argo.

Dikutip Tribunnews.com, Argo mengatakan bahwa para pelaku merusak CCTV dan mengambil decoder CCTV tersebut agar tidak mudah di lacak.
Namun, polisi berhasil mendapat informasi mengenai kendaraan pelaku dari CCTV yang berada di jalan.
Anehnya, para pelaku menggunakan mobil dengan pelat merah yang menandakan kendaraan yang dipakai aparatur sipil.