Breaking News:

Terkini Daerah

Berita Ridwan Kamil, Skakmat Warganet yang Kritik Pembangunan Masjid Al Jabbar: Kesepakatan Bersama

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan klarifikasi terkait penggunaan uang pajak untuk membangun masjid.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI
Penampakan Masjid Raya Al Jabbar, yang terletak di kawasan Gedebage, Bandung, Jawa Barat. 

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjawab kritikan warganet terkait pembangunan Masjid Raya Al Jabbar.

Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil menerangkan peruntukan uang pajak yang dipakai membangun rumah ibadah, baik itu masjid, gereja maupun pura.

Menurut Ridwan kamil, penggunaan dana negara merupakan kesepakatan bersama yang sudah dibahas dengan para wakil rakyat.

Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Merangkap Jadi Mandor, Gubernur Awasi Pembangunan Masjid Agung Jawa Barat

Pernyataan tersebut dibagikan Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Rabu (4/1/2023).

Suami Atalia Praratya tersebut mengunggah tangkapan layar berisi komentar seorang warganet.

"Bikin masjid itu perbuatan mulia dengan berwakaf jadi amal jariyah. Tapi kalau masjid pakai dana APBD? Pembayar pajak itu berbagai kalangan. Akad dan niat bayar pajak bukan akad dan niat wakaf," tulis warganet tersebut.

"Tidak sembarangan dana bisa dipakai untuk masjid," imbuhnya.

Komentar tersebut lantas dibalas langsung oleh Ridwan Kamil melalui kolom keterangan unggahannya.

Menurut Ridwan Kamil, penggunaan dana tersebut sudah disepakati melalui musyawarah bersama.

Hal ini dinilai sebagai bentuk demokrasi yang diwakili sistem perwakilan rakyat.

"Penggunaan dana negara itu adalah kesepakatan bersama, dibahas dengan musyawarah bersama rakyat dalam forum Musrenbang.

Itulah kenapa, kita memilih demokrasi. Dimana rakyat bisa menitipkan aspirasi melalui pemda atau sistem perwakilan yaitu DPR/D," tulis Ridwan Kamil.

Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Bersama Atalia Rayakan 26 Tahun Pernikahan di Lokasi Pengungsian Gempa Cianjur

Kemudian, sang gubernur menekankan dana negara bisa dipakai membangun rumah ibadah apa pun.

Ia pun mencontohkan pembangunan Masjid Istiqlal di Jakarta, GKI Jemaat Eben Haezer di Papua Barat, dan Pura Besakih di Bali.

"Masjid, Gereja, Pura semua BISA dibiayai negara selama itu disepakati eksekutif dan legislatif.

Masjid Istiqlal dibiayai 7 Milyar rupiah di tahun 1961 melalui APBN. Di wilayah mayoritas kristiani APBD dialokasikan untuk gereja. Di wilayah Bali, APBD/N dipakai untuk membangun kawasan ibadah Pura."

Terakhir, Ridwan Kamil menerangkan bahwa ada hukum positif di mana uang pajak bisa digunakan untuk penyelenggaraan negara.

Di antaranya termasuk fasilitas transportasi maupun rumah ibadah untuk publik.

"Jika akang senang isu transportasi publik dan tidak suka masjid, silakan saja.

“Niat saya bayar pajak, bukan wakaf!”.

Betul. Kewajiban anda adalah membayar pajak, namun hukum positif mengatakan, penggunaannya adalah wilayah kewenangan penyelenggara negara.

Flashback. Jutaan warga Jawa Barat melalui berbagai ormas Islam menitipkan aspirasi rakyat Jawa Barat agar dibangun Masjid Raya Provinsi sejak 7 tahun yang lalu. Karena selama ini Masjid Raya Provinsi mengkudeta masjid Agung Kota Bandung.

Dan itulah yang kami lakukan: memenuhi dan membangun aspirasi rakyat.

Demikian penjelasan saya, sekaligus edukasi untuk semua yang mau jernih berpikir dan belajar."

Unggahan Ridwan Kamil menjawab kritik terkait pembangunan Masjid Raya Al Jabbar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023).
Unggahan Ridwan Kamil menjawab kritik terkait pembangunan Masjid Raya Al Jabbar, Bandung, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). (Instagram @ridwankamil)

Baca juga: Berita Ridwan Kamil, Apresiasi Putusan Hukuman Mati untuk Herry Wirawan: Insya Allah Seadil-adilnya

Kisah Sejarah Pembangunan Masjid Al Jabbar

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku masih selalu merinding jika memasuki Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Dilansir TribunWow.com, proyek yang menghabiskan dana hingga Rp 1 triliun tersebut dinilai berhasil dibangun sesuai desain, bahkan melebihi ekspektasi awal.

Ridwan Kamil pun menjelaskan awal mula gagasan pembangunan masjid yang ternyata telah dicetuskan sejak tahun 2016.

Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Dipuji Ganteng oleh Luhut Binsar Pandjaitan hingga Diledek Idola Ibu-ibu

Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil ketika ditemui saat meninjau Masjid Al Jabbar, Senin (26/12/2022).

Dia mengaku kagum dengan hasil pekerjaan proyek tersebut dan menyebutnya sebagai proyek tersulit yang pernah ditangani.

"Makanya pas jadi, melebihi imajinasi saya terus terang. Daripada sketsa lebih keren jadinya, saya juga suka merinding masuk sini karena melihat kemegahan seperti ini. Jadi ini terkompleks, tersulit, terbesar yang Allah takdirkan di saat saya masih hidup dan menjadi pemimpin," tutur Ridwan Kamil dikutip Kompas.com.

Kolase potret Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Masjid Agung Al Jabbar hasil desainnya yang masih dalam proses pembangunan, Jumat (16/9/2022).
Kolase potret Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Masjid Agung Al Jabbar hasil desainnya yang masih dalam proses pembangunan, Jumat (16/9/2022). (Instagram @ridwankamil)

Baca juga: Berita Ridwan Kamil: Putar Lagu Dangdut, RK Bagikan Undangan dari Messi untuk Tasyakuran Piala Dunia

Ide pembangunan masjid tersebut bermula dari tahun 2016, saat Ridwan Kamil masih menjabat Wali Kota Bandung.

Ia kemudian mengusulkan pada Gubernur Ahmad Heryawan (Aher) untuk membangun sendiri masjid raya di Jawa Barat.

"Saya kasih tahu sejarahnya, idenya saya mengusulkan ke Pak Aher saat jadi wali kota Bandung tahun 2016."

"Saya menghadap ke Pak Aher, saya bilang Pak Aher kalau bisa mah Jabar punya masjid raya sendiri, kan nebeng ke masjid Agung Bandung."

"Makanya Masjid Agung Bandung diubah namanya jadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat," terang Ridwan Kamil.

"Padahal urutannya itu, masjid negara milik negara Istiqlal, kalau provinsi masjid raya, kalau kota kabupaten masjid agung, kalau kecamatan Masjid Besar, kalau desa masjid Jami."

"Jadi Masjid Agung Bandung akan saya kembalikan ke makomnya, nanti dihapus dijuduli Masjid Agung Bandung. Itu kalimat saya ke Pak Aher tahun 2016," imbuhnya.

Ridwan Kamil yang sebelumnya berprofesi sebagai arsitek turut mengungkapkan komitmen untuk menangani sendiri desain masjid tersebut.

"Saya bilang Pak bikin saja sendiri, nanti saya hibahkan desain. Lokasi di mana Pak Ridwan, di Gedebage karena ada kereta cepat, GBLA jadi barang-barang besar ngumpul di satu lokasi," kata Ridwan Kamil.

Setelah mendapat persetujuan, peletakan batu pertama Masjid Al Jabbar dilakukan Ahmad Heryawan pada tahun 2017.

Tak disangka, pada tahun 2018, Ridwan Kamil berhasil menjadi Gubernur Jawa Barat setelah memenangkan Pilkada Jabar.

Ia pun melanjutkan komitmennya untuk membuat dan merampungkan proyek masjid tersebut,

"Ini cerita takdir ya, kan enggak banyak takdir arsitek jadi gubernur. Saya gubernur saya mengarsiteki juga," ucap Ridwan Kamil.

Terkait nama Al Jabbar, rupanya Ridwan Kamil memilih nama tersebut berdasar matematika, nama asmaul husna, sekaligus singkatan daerah Jawa Barat.

"Kemudian konsepnya dari rumus matematika. Ada sebuah rumus, matematika identik dengan Aljabar, ilmuan matematika terkenal sedunia namanya Aljabar. Kemudian Aljabar nama asmaul husna yang kita tuliskan di mihrab itu artinya agung. Kebetulan juga Aljabar juga singkatan Jawa Barat. Jadi sudah takdirnya namanya berjodoh," tandasnya.

Ditemui di kesempatan lain, Sekretaris Dinas (Sekdis) Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar, menerangkan Masjid Al Jabbar memiliki luas hingga 25 hektare.

Dijelaskan bahwa proyek tersebut dibangun dengan pembagian tahap I dari 2017-2018, tahap II 2019, tahap III pada 2020, dan sisanya dilakukan pada tahap IV.

"Total kapasitas Masjid Al-Jabbar ini bisa menampung 33.000 orang. Itu sudah dari semua fasilitas yang tersedia nantinya," terang Iwan dikutip Kompas.com, Jumat (23/12/2022).

Ia kemudian membeberkan fasilitas dan keistimewaan Masjid Raya tersebut jika dibandingkan tempat ibadah lainnya.

"Paling mencuri perhatian adalah adanya museum nabi. Kemudian masyarakat juga dapat menikmati taman yang bisa jadikan lokasi wisata religi."

"Material dan desain Masjid Al Jabbar, belum ada yang seperti ini baik eksterior maupun interior. Karpet saja dari Turki."

Belum lagi desain fasad masjid yang dibuat Ridwan Kamil tersebut memiliki detail unik serupa sisik ikan dengan jumlah kaca mencapai 6.136 lembar.

Selain itu, proyek masjid prestisius yang menelan biaya hingga Rp 1 triliun lebih ini dibangun tanpa adanya tiang penyangga.

"Biasanya masjid ada tiang penyangga, ini masjid didesain 99x99 meter tanpa tiang. Soal Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), kita laporan setahun dua kali," beber Iwan.(TribunWow.com/Via)

Baca berita lainnya

Tags:
Ridwan KamilGubernur Jawa BaratMasjid Al Jabbar
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved