Konflik Rusia Vs Ukraina
89 Tentara Rusia Tewas dalam 1 Hari Diserang Ukraina, Petinggi Militer Rusia Jadi Target Hujatan
Petinggi militer Rusia dinilai tidak memiliki kemampuan yang mengakibatkan hampir 100 tentara Rusia tewas hanya dalam waktu satu hari.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Petinggi militer Rusia menyatakan tingginya korban jiwa dalam serangan Ukraina yang terjadi pada Minggu (1/1/2023) diakibatkan oleh tindakan tentara Rusia di lapangan yang ceroboh menggunakan ponsel yang kemudian terdeteksi pasukan musuh.
Alasan petinggi militer Rusia ini dianggap oleh banyak pihak sebagai omong kosong dan kebohongan belaka untuk menutupi ketidakmampuan para perwira dalam menyusun taktik dan strategi.
Dikutip TribunWow dari aljazeera, Kementerian Pertahanan Rusia per Rabu (4/1/2023) menyatakan ada 89 tentara Rusia yang tewas dalam serangan di Makiivka pada Minggu kemarin.
Baca juga: Pabrik Militer Rusia Genjot Produksi 24 Jam Seminggu, Putin Kehabisan Senjata untuk Perang Ukraina?
Organisasi riset kebijakan asal Amerika Serikat (AS), The Institute for the Study of War (ISW) menganggap klarifikasi petinggi militer Rusia soal penggunaan ponsel sebagai alasan besarnya korban jiwa sebagai kebohongan.
ISW melihat Rusia ceroboh tidak memecah pasukannya menjadi kelompok-kelompok kecil saat masuk ke garis depan medan perang.
ISW berpendapat, besarnya korban jiwa ini akan semakin menyulitkan Presiden Rusia Vladimir Putin menggalang dukungan dari masyarakat yang pro terhadap perang.
Di sisi lain, mantan anggota badan intelijen Rusia (FSB), Igor Girkin menyatakan insiden yang terjadi di Makiiv terjadi karena jenderal militer Rusia yang tidak memiliki kapabilitas.
Atas tingginya korban jiwa ini, petinggi militer Rusia menyalahkan kecerobohan tentara bawahan mereka yang melanggar aturan.
"Sudah jelas alasan utama atas apa yang terjadi adalah penggunaan secara masif melawan larangan oleh personil terkait ponsel di wilayah yang masuk jangkauan serangan musuh," ujar Letnan Jenderal Sergey Sevryukov dalam video pernyataan yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (4/1/2023).
Sevryukov menyampaikan, sinyal dari ponsel milik tentara Rusia memungkinkan pasukan Ukraina untuk melacak lokasi koordinat yang kemudian dilakukan lah serangan.
Pihak Ukraina mengklaim ada 400 tentara Rusia yang menjadi korban jiwa dalam serangan ini.
Di sisi lain, dalam waktu dekat ini di tahun 2023, konflik antara Rusia dan Ukraina diprediksi akan berakhir.
Prediksi ini disampaikan oleh mantan pimpinan pasukan militer NATO, Jenderal Hans-Lothar Domrose.
Dikutip TribunWow dari rt, Domrose menyatakan akan tiba saatnya di mana Rusia dan Ukraina saling menyadari bahwa konflik tidak bisa terus dilanjutkan.
Baca juga: Kekayaan Turun Drastis, Begini Nasib Para Konglomerat Ukraina seusai Rusia Datang Menyerang
Domrose memprediksi konflik akan menemui jalan buntu di awal tahun 2023 ini.