Konflik Rusia Vs Ukraina
Pabrik Militer Rusia Genjot Produksi 24 Jam Seminggu, Putin Kehabisan Senjata untuk Perang Ukraina?
Pabrik-pabrik militer Rusia bekerja tanpa henti memproduksi peralatan pertahanan untuk melanjutkan perang dengan Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Rusia dikabarkan memaksimalkan produksi peralatan militer mereka di tengah memanasnya konflik Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, pabrik-pabrik militer di Rusia bahkan membatalkan liburan akhir tahun dan mewajibkan karyawan untuk terus bekerja.
Upaya ini dilakukan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menginstruksikan percepatan produksi untuk memenuhi kekurangan kuota senjata di medan perang.
Baca juga: Kekayaan Turun Drastis, Begini Nasib Para Konglomerat Ukraina seusai Rusia Datang Menyerang
Dilaporkan The Moscow Times, Senin (2/1/2022), eks KGB sekaligus CEO perusahaan pertahanan negara Rostec, Sergei Chemezov mengklaim pabrik-pabrik di Rusia yang memproduksi peralatan militer, telah bekerja tanpa henti.
"Pabrik-pabrik Rostec yang terlibat dalam pemenuhan kontrak negara bekerja hampir sepanjang waktu dan staf mereka menunjukkan pengorbanan diri dan pengertian sehubungan dengan meningkatnya beban kerja,” kata Chemezov kepada kantor berita TASS.
Kremlin tampaknya berusaha menempatkan ekonomi Rusia pada pijakan perang karena pertempuran di Ukraina tidak menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Baca juga: Rusia Dicurigai Incar Warga Sipil saat Perayaan Tahun Baru, Viral Foto Drone Berisi Ucapan Selamat
Sebagaimana diketahui, angkatan bersenjata Rusia telah menderita kerugian peralatan yang besar dan tingkat pengeluaran amunisi yang tinggi di Ukraina sejak invasi 24 Februari.
Sementara, Putin terus mendesak industri pertahanan Rusia untuk meningkatkan produksi dan meningkatkan kualitas peralatan.
Hal ini diungkapkan dalam pertemuan dewan khusus bulan November yang dibentuk untuk meningkatkan pasokan militer selama perang di Ukraina.
Chemezov, yang diyakini sebagai rekan dekat Putin, mengatakan bahwa pabrik Rostec yang telah beralih ke produksi selama 24 jam seminggu.
Selain perlengkapan perang, perusahaan tersebut juga dilaporkan telah memproduksi pesawat dan tank.
Produksi besar-besaran tersebut diduga untuk memenuhi kekurangan senjata yang diderita pasukan Rusia di medan perang.
Pasalnya, sebelumnya Kementerian Pertahanan Inggris mengklaim Rusia menembakkan rudal jelajah tua ke Ukraina karena stok senjatanya telah menipis.
Rudal tersebut diluncurkan setelah didaur ulang dengan cara dilucuti hulu ledak nuklirnya.
Intelijen Inggris menyebut hal tersebut sebagai improvisasi putus asa oleh pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Kyiv dalam Kegelapan setelah Serangan Rusia, Presiden Ukraina Zelensky Salahkan Wali Kota