Konflik Rusia Vs Ukraina
Hancurkan Rumah Sakit Bersalin, Rusia Bombardir Kherson Ukraina dengan 33 Serangan Sehari
Pasukan Rusia mengin tensifkan serangan ke Kherson, Ukraina, dan telah menghancurkan sebuah rumah sakit bersalin.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Pasukan Rusia terus membombardir kota Kherson yang baru saja dibebaskan oleh tentara Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, Rusia menghujani kota tersebut dengan rudal pada hari Selasa (27/12/2022) dan Rabu (28/12/2022).
Meski belum dilaporkan adanya korban jiwa, namun bangsal bersalin sebuah rumah sakit hancur total.
Baca juga: Pangkalan Udaranya Diserang, Rusia Klaim Berhasil Jatuhkan Drone Ukraina, 3 Tentara Dilaporkan Tewas
Menurut laporan harian militer Ukraina, tiga puluh tiga serangan diluncurkan Rusia ke Kherson selama 24 jam hingga Rabu pagi.
Wakil kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Kyrylo Tymoshenko, menulis di Telegram bahwa bangsal bersalin termasuk di antara lokasi yang terkena.
Dua bayi telah lahir di bangsal pada hari Selasa sebelum serangan itu, dan staf medis dapat menyelesaikan operasi caesar sebelum dievakuasi ke tempat penampungan.
"Ajaibnya, tidak ada yang terluka," tulis Tymoshenko dikutip The Guardian, Rabu (28/12/2022).

Baca juga: Menang Besar dari Rusia, Tentara Ukraina Berkaca-kaca Disambut Sorakan Warga: Kherson Milik Kita!
Dalam insiden terpisah pada hari yang sama, tiga orang termasuk seorang gadis berusia 14 tahun terluka akibat penembakan di desa Kizomys, di luar Kherson.
Pihak berwenang menyebutkan bahwa ketiganya telah dibawa ke rumah sakit.
Sebagaimana diketahui, pasukan Rusia mundur dari Kherson bulan lalu setelah berbulan-bulan diduduki Rusia.
Pembebasan kota Ukraina disambut dengan kegembiraan, tetapi Rusia sejak itu sering menyerang Kherson dengan roket dan artileri.
Setidaknya 10 orang tewas dan 58 lainnya luka-luka dalam serangan pada hari Sabtu (24/12/2022), dan pihak berwenang mendesak penduduk untuk meninggalkan kota.
Otoritas Ukraina mengatakan sekitar 300 orang setiap hari melarikan diri dengan kereta evakuasi dengan tujuan menghabiskan musim dingin di bagian negara yang lebih aman.
Di tempat lain di garis depan, pertempuran berlanjut di kota utama Bakhmut, yang telah menjadi puing-puing setelah selama berbulan-bulan dibombardir Rusia.
Kepala dinas intelijen militer Ukraina, Kyrylo Budanov, melakukan kunjungan ke Bakhmut pada Selasa dan Rabu untuk bertemu detasemen pasukan khusus yang bekerja di garis depan.
Dalam pengarahan intelijen hariannya, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia mungkin telah memperkuat garis depan di sekitar Kreminna selama beberapa hari terakhir.
"Rusia telah membangun pertahanan baru yang luas di area tersebut dan kemungkinan akan memprioritaskan menahan garis di sini," bunyi pernyataan tersebut.
Baca juga: Politikus Terkenal Rusia Tewas Bersimbah Darah di India, sempat Kritik Invasi Putin ke Ukraina
Menlu Putin Ultimatum Ukraina
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah memberikan ultimatum kepada Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, tangan kanan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut meminta Ukraina untuk memenuhi tuntutan Moskow.
Antara lain termasuk menyerahkan wilayah Ukraina yang sekarang dikuasai Rusia, jika tidak maka tentara Rusia yang akan memutuskan nasib Ukraina.
Baca juga: Rusia Kini Disebut Fokus Bertahan dari Serangan Ukraina, Pasukan Putin Sibuk Pasang Ranjau
Hal ini diungkapkan Lavrov sehari setelah Putin sekali lagi mengatakan dia terbuka untuk pembicaraan damai.
Lavrov mengatakan kepada Kyiv bahwa demi kebaikannya sendiri, Ukraina harus mematuhi keinginan Moskow.
"Proposal kami untuk demiliterisasi dan denazifikasi wilayah yang dikendalikan oleh rezim, penghapusan ancaman terhadap keamanan Rusia yang berasal dari sana, termasuk tanah baru kami, sudah diketahui oleh musuh," ujar Lavrov dikutip Al Jazeera, Selasa (27/12/2022).
“Intinya sederhana: Penuhi itu untuk kebaikan Anda sendiri. Jika tidak, masalah ini akan diputuskan oleh tentara Rusia,"
Ditanya berapa lama konflik akan berlangsung, Lavrov mengatakan bahwa hal tersebut tergantung pada Ukraina dan AS yang mendukung di belakangnya.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Kembali Gelar Pertukaran Tahanan, Puluhan Orang Dibebaskan Termasuk Warga AS
Sebelumnya, pada hari Minggu (25/12/2022), Putin kembali mengatakan Moskow terbuka untuk negosiasi.
Ia menyalahkan Kyiv dan pendukung Baratnya kurang berusaha meningkatkan diplomasi.
Namun, komentar ini dianggap tidak tulus oleh AS.
Adapun saat perang kini memasuki bulan ke-11 dan terlepas dari banyak kemunduran di medan perang untuk Moskow, pasukan Rusia terlibat dalam pertempuran sengit di timur dan selatan Ukraina.
Sementara serangan rudal dan pesawat tak berawak Rusia telah menghancurkan infrastruktur sipil Ukraina, meninggalkan jutaan orang tanpa listrik, pemanas, dan air.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato video malamnya pada hari Senin bahwa situasi di garis depan di wilayah Donbas sulit dan menyakitkan serta membutuhkan kekuatan dan konsentrasi semua negara.
Dia mengatakan bahwa sebagai akibat dari penargetan infrastruktur energi Ukraina oleh Rusia, hampir sembilan juta orang sekarang hidup tanpa listrik.
Angka itu berjumlah sekitar seperempat dari populasi Ukraina.
Sejak invasi pada bulan Februari, Ukraina telah mengusir pasukan Rusia dari utara, mengalahkan mereka di pinggiran ibu kota Kyiv dan memaksa mundurnya Rusia di timur dan selatan.
Tetapi Moskow masih menguasai petak-petak tanah timur dan selatan yang diklaim Putin telah dianeksasi.(TribunWow.com/Via)