Polisi Tembak Polisi
Ahli Ungkap Alasan Putri Candrawathi Temui Brigadir J setelah Dirudapaksa, Sebut 3 Fase Sindrom
Ahli Psikologi Forensik Reni Kusumawardhani membeberkan analisa terkait sikap Putri Candrawathi pada Brigadir J usai kasus dugaan rudapaksa terjadi.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Menurut Ratna, mustahil seorang korban pelecehan atau rudapaksa bersedia bertemu dengan pelaku.
Apalagi selang belum lama setelah aksi bejat tersebut dilakukan.
"Pengalaman saya, itu (cerita Putri Candrawathi klaim diperkosa Yosua) tidak lazim,” ujar Ratna.
"Jangankan untuk ketemu sama pelakunya ya, menceritakan situasinya itu masih menggigil, masih patah-patah."
Menurut Ratna, ia selama ini melindungi korban dengan menolak diadakannya pertemuan dengan pelaku.
Hal ini dikarenakan trauma mendalam yang biasanya dialami para korban jika bertemu pelaku.
Sehingga, keinginan Putri untuk bertemu Brigadir J setelah rudapaksa terjadi begitu janggal di mata Ratna.
"Kita selalu menolak konfrontasi antara pelaku-korban yang biasa dilakukan oleh penyidik. Nah, ini inisiatif korban sendiri untuk ketemu, untuk apa? Itu artinya enggak lazim," ucap Ratna.
Selain itu, ia menyangsikan aksi rudapaksa tersebut bisa dilakukan di rumah Putri sendiri yang notabene adalah istri jenderal bintang dua.
Mengingat di rumah tersebut juga ditinggali dengan ajudan lain beserta dua ART, Susi, dan Kuat Maruf.
Belum lagi ia mempertanyakan nyali Brigadir J untuk melakukan rudapaksa, padahal pangkatnya begitu jauh jika dibandingkan Ferdy Sambo.
"Seberapa beraninya sih seorang Yosua dengan pangkatnya melakukan itu," tandas Ratna.(TribunWow.com/Via)