Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Eks Pimpinan NATO Sebut Ukraina Bisa Menang dari Rusia, Soroti Efisiensi Senjata dan Dukungan Barat

Eks pemimpin NATO, Anders Fogh Rasmussen membeberkan pandangannya terkait perang antara Rusia dan Ukraina.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AFP/Alexei Druzhinin/SPUTNIK
Kolase potret Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Minggu (27/2/2022). Terabaru, eks pimpinan NATO sebut Ukraina bisa memenangkan perang dengan Rusia, Jumat (2/12/2022). 

Rasmussen juga membantah tudingan dari Rusia yang menuduh NATO tersebut terlibat langsung dalam perang dengan mendukung Ukraina.

"Menurut hukum internasional, negara yang telah diserang oleh negara lain memiliki hak untuk membela diri dan juga meminta bantuan dari mitra dan sekutu untuk membantu dalam proses ini. Jadi Ukraina dan NATO tidak melanggar hukum," terang Rasmussen.

"Sebaliknya, Rusia melanggar hukum internasional dengan melakukan kejahatan perang dan menyerang negara lain, yang seharusnya tidak diizinkan oleh NATO dan seluruh dunia."

Sebagaimana diketahui, selama sepuluh bulan setelah perang Rusia di Ukraina, perang kata-kata antara Kremlin dan Barat terus berlanjut.

Awal pekan ini, pada pertemuan NATO di Bukares, Rumania, ketua aliansi Jens Stoltenberg menuduh Rusia menggunakan musim dingin sebagai senjata perang.

Cuaca di Ukraina mendekati titik beku, dan serangan misil Rusia terhadap infrastruktur penting telah menyebabkan jutaan orang kehilangan listrik dan air.

Di sela-sela pertemuan NATO di Rumania, menteri luar negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa negaranya membutuhkan pertahanan udara (seperti IRIS, Hawks, Patriots ) serta fasilitas untuk kebutuhan energinya.

Sementara itu, menteri luar negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh AS dan NATO berpartisipasi langsung dalam perang dengan memasok senjata ke Kyiv dan melatih tentara Ukraina.

Baca juga: Swiss Bekukan Rp 122 Triliun Aset Rusia Buntut Invasinya ke Ukraina, Disinyalir Masih akan Bertambah

NATO Tuding Rusia Pakai Musim Dingin untuk Strategi Perang

Rusia telah melakukan pengeboman rudal besar-besaran terhadap infrastruktur energi Ukraina hampir setiap minggu sejak awal Oktober.

Dilansir TribunWow.com, setiap rentetan serangan memiliki efek yang lebih besar daripada yang terakhir karena kerusakan terakumulasi dan musim salju yang sangat dingin.

Kyiv mengatakan serangan tersebut dimaksudkan untuk mempersulit warga sipil, yang menjadikan aksi tersebut sebagai kejahatan perang.

Baca juga: Sebut Rusia Pakai Rudal Daur Ulang untuk Serang Ukraina, Inggris Menduga Putin Kehabisan Senjata

Moskow menyangkal niatnya untuk merugikan warga sipil meski pekan lalu mengatakan penderitaan Ukraina tidak akan berakhir kecuali mereka menyerah pada tuntutan Rusia.

Terkait hal ini, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bersikeras bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berniat menggunakan musim dingin tidak hanya di medan pertempuran tetapi juga melawan warga sipil Ukraina.

Dilansir Al Jazeera, Senin (28/11/2022), hal ini mendorong NATO untuk memberikan lebih banyak bantuan agar rakyat Ukraina bisa bertahan.

Halaman 2/3
Tags:
RusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir PutinNATO
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved