Konflik Rusia Vs Ukraina
Grup Wagner Kirim Palu Berbercak Darah ke Parlemen Uni Eropa Buntut Pernyataan Rusia Negara Teroris
Kelompok tentara bayaran Wagner asal Rusia mengirim palu dengan bercak darah sebagai bentuk protes ke Uni Eropa.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Rekarinta Vintoko
Namun situs web Parlemen Eropa mengalami serangan siber yang diklaim dilakukan oleh peretas pro-Rusia pada hari Rabu tak lama setelah resolusi terkait terorisme Rusia dinyatakan.
Baca juga: Disambut Baik Zelensky, Uni Eropa Nyatakan Rusia sebagai Negara Teroris Buntut Perang di Ukraina
Warga Rusia Tewas Dipukuli Palu oleh Kelompok Wagner
Seorang mantan narapidana Rusia yang direkrut tentara bayaran Wagner, dieksekusi secara kejam oleh rekan sekelompoknya sendiri.
Dilansir TribunWow.com, pria bernama Yevgeny Nuzhin (55) tersebut disiksa berulangkali dengan cara dipukul menggunakan palu.
Video penyiksaan tersebut viral hingga keluarga yang menyaksikan mengaku merasa ngeri dan miris.
Baca juga: Ukraina Klaim Ada 400 Kasus Kejahatan Perang di Kherson, Zelensky Sebut Ulah Tentara Rusia
Rekaman pembunuhan Nuzhin telah diposting oleh saluran Telegram Gray Zone yang terkait dengan Wagner.
Dalam video tersebut, Nuzhin terlihat berbaring dengan kepala ditempel ke dinding bata saat seorang pria tak dikenal memukulnya dengan palu godam.
Nuzhin telah menjalani hukuman penjara 24 tahun untuk pembunuhan yang dia lakukan pada tahun 1999 dan dibebaskan pada bulan Juli.
Ia kemudian ditugaskan wajib militer untuk bergabung perang di Ukraina dengan Wagner, kelompok militer terkenal yang dijalankan oleh Yevgeny Prigozhin, pengusaha Rusia yang berkuasa dan sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin.
Setelah penangkapannya oleh pasukan Ukraina pada bulan September, Nuzhin memberikan serangkaian wawancara di negara itu, di mana dia mengatakan bahwa dia telah bergabung dengan kelompok Wagner untuk keluar dari penjara dan bahwa dia dengan cepat menyusun rencana untuk menyerah ke Ukraina.
Dalam wawancara, ia juga mengkritik kepemimpinan Rusia dan menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan pasukan Ukraina dan berperang melawan Moskow.

Baca juga: Gunakan Narapidana, Rusia Tawarkan Kebebasan dan Uang Rp 1,2 Miliar Jika Mau Perang Lawan Ukraina
Ilya Nuzhin, putra Yevgeny, mengkonfirmasi kepada The Guardian pada hari Senin (14/11/2022), bahwa pria dalam video itu adalah ayahnya.
Namun, ia menolak memberikan komentar lebih lanjut, dengan alasan masalah keamanan.
Dalam sebuah wawancara dengan kelompok hak asasi manusia Rusia, Gulagu.net pada Minggu malam, Ilya Nuzhin sempat mengatakan keluarganya mengetahui kematian ayah mereka melalui Telegram, yang membuat mereka ngeri.
"Seluruh keluarga kami menangis melihat video itu. Dia dibunuh seperti binatang," kata Ilya.