Konflik Rusia Vs Ukraina
Gunakan Narapidana, Rusia Tawarkan Kebebasan dan Uang Rp 1,2 Miliar Jika Mau Perang Lawan Ukraina
Pasukan Rusia dikabarkan memberi penawaran agar para tahanan bersedia maju ke medan perang.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Tahanan Rusia di St. Petersburg akan mendapatkan kebebasan dan uang jika mereka bergabung dengan perang Presiden Vladimir Putin melawan Ukraina.
Dilansir TribunWow.com, outlet berita independen lokal melaporkan bahwa fakta tersebut diungkap oleh kerabat para tahanan itu sendiri.
Seperti dilaporkan Newsweek, Selasa (5/7/2022) tentara bayaran kenamaan Rusia, Wagner Group, menawarkan untuk membayar 200 ribu rubel (sekitar Rp 48 juta), dan amnesti pada para napi tersebut.
Baca juga: Remaja Ukraina Disandera Rusia, sang Ayah Sebut Ditawan di Sel Bersama Tahanan Perang
Tawaran tersebut akan diberikan jika mereka kembali hidup-hidup setelah ditugaskan selama enam bulan di wilayah Donbas.
Narapidana yang menjalani hukuman di IK-7 'Yablonevka' dan IK-6 'Obukhovo' di St. Petersburg juga dilaporkan telah ditawari kompensasi lima juta rubel (sekira Rp 1,2 miliar) untuk keluarga mereka jika terjadi kematian.
Seorang kerabat seorang narapidana mengatakan kepada outlet berita bahwa para tahanan diminta untuk mempertahankan Tanah Air.
Mereka diberitahu bahwa hanya orang yang sebelumnya pernah bertugas atau bertempur dalam perang yang akan dipertimbangkan.
Tetapi beberapa jam kemudian, semua orang dipertimbangkan, dan sekitar 40 orang mendaftar.
"Penawaran ini hanya lewat kata-kata, tidak akan dicatat di mana pun di atas kertas. Pada saat yang sama, semua informasi tidak dikirimkan secara langsung, tetapi melalui mandor (tahanan yang membantu staf koloni mengelola unit)," kata seorang kerabat dari salah satu tahanan.
Menurut penuturan kerabat, para tahanan itu diberitahu bahwa sekitar 20 persen dipastikan akan kembali dari medan perang.

Baca juga: Gara-gara Ulah Seekor Kambing, 40 Tentara Rusia di Ukraina Alami Luka-luka
Outlet berita juga berbicara dengan kerabat seorang tahanan yang setuju untuk dikirim ke wilayah Donbas.
Tahanan itu dilaporkan terombang-ambing oleh janji bahwa dalam enam bulan dia akan kembali ke rumah, dan catatan kriminalnya akan dihapus.
"Selain itu, ketika enam bulan telah berlalu dan seseorang ingin melanjutkan layanannya, perusahaan ini akan menyediakan pekerjaan," kata seorang kerabat yang enggan disebutkan namanya.
Beberapa kerabat mengatakan narapidana diminta untuk bertugas di bidang militer, sementara yang lain mengatakan bahwa mereka diminta untuk memulihkan infrastruktur.
Kelompok sukarelawan pertama dikabarkan sudah dipersiapkan untuk ditempatkan di Donbas.