Konflik Rusia Vs Ukraina
Tarik Mundur Pasukan Rusia dari Kherson, Pejabat Putin Akui Invasi Ukraina dalam Situasi yang Buruk
Pihak Rusia disebut menderita sejumlah kerugian signifikan lantaran Kherson kini telah direbut kembali olekh Ukraina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Pasukan Rusia telah mundur dari wilayah Kherson, Ukraina, di tepi kanan Sungai Dnipro pada hari Jumat (11/11/2022).
Dilansir TribunWow.com, hal ini menjadi kekalahan militer terbesar Rusia sejak memulai invasinya pada Kamis (24/2/2022).
Pasalnya, kota pelabuhan Kherson, merupakan satu-satunya ibu kota regional Ukraina yang berhasil diduduki Rusia dalam pertempuran sengit selama hampir sembilan bulan.
Baca juga: Istrinya Tewas karena Misil Tentara Rusia, Pria Ukraina Jawab Begini jika Dapat Bicara ke Putin
Tidak seperti retret Rusia baru-baru ini di Ukraina timur, penarikan mundur pasukan dari Kherson tampaknya berlangsung dalam urutan yang relatif baik.
Lantaran Jembatan Antonivskyi di atas Dnipro diledakkan semalam, infanteri Rusia terlihat berjalan melintasi jembatan ponton pada dini hari.
"Hari ini adalah hari paling bahagia bagiku! Saya belum memejamkan mata selama 24 jam," kata seorang warga Kherson, dikutip The Moscow Times, Sabtu (12/11/2022).
"Tidak ada yang lebih baik daripada menonton Russkies berlutut."
Penarikan penuh pasukan Rusia terjadi kurang dari 48 jam setelah Menteri Pertahanan Sergei Shoigu memerintahkan mundur melalui siaran langsung televisi.
Foto dan video yang muncul dari Kherson dan wilayah sekitarnya menunjukkan bendera Ukraina dikibarkan di atas gedung administrasi, mobil membunyikan klakson, poster pro-Rusia dirobohkan dan penduduk setempat menyambut tentara yang datang.
Perebutan kembali Kherson dipuji oleh Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sebagai kemenangan penting yang membuktikan bahwa apa pun yang dikatakan atau dilakukan Rusia, Ukraina akan menang.

Baca juga: Bongkar Strategi Rusia, Ukraina Sebut Pasukan Putin Jarah Rumah di Kherson dan Pura-pura Jadi Warga
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin belum secara terbuka mengomentari retret tersebut, juru bicaranya Dmitry Peskov mengatakan kepada wartawan bahwa Kherson masih merupakan wilayah Rusia sebagai akibat dari pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Moskow pada September.
"Ini adalah subjek dari Federasi Rusia. Tidak ada perubahan dalam hal ini dan tidak mungkin ada perubahan," kata Peskov.
Dalam beberapa hari terakhir, kota Kherson telah mengalami gangguan pada pasokan listrik dan air, dengan banyak yang tidak dapat mengakses internet atau jaringan seluler, kata kerabat dan teman dari mereka yang tinggal di kota itu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah mengevakuasi sekitar 30.000 tentara dan 5.000 peralatan di seberang Sungai Dnipro.
Tetapi jurnalis pro-Kremlin Alexander Sladkov memperkirakan angkanya jauh lebih rendah, menulis di Telegram bahwa angka sebenarnya masing-masing adalah 20.000 dan 3.500.
“Hari ini pukul 5 pagi waktu Moskow, pemindahan pasukan Rusia ke tepi kiri Sungai Dnipro selesai,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan di Telegram.
“Tidak ada kehilangan personel, senjata, dan peralatan militer.”
Meskipun tidak ada bukti kepanikan di antara pasukan Rusia, analis militer meragukan bahwa retret itu dilakukan tanpa insiden.
“Sangat tidak mungkin bahwa Rusia tidak kehilangan orang atau materi,” Nick Reynolds, seorang analis di Royal United Services Institute London.
"Secara militer, mundur adalah salah satu hal tersulit yang bisa dilakukan militer. Memutus kontak dan menarik diri dengan baik sangat berisiko."
Ia kemudian menunjuk ke gambar satelit yang tampaknya memperlihatkan pasukan Ukraina telah berhasil menimbulkan sejumlah kerusakan pada unit yang ditarik.
Sementara itu, dua pejabat senior Rusia, yang meminta tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa hilangnya Kherson dapat berdampak serius di kalangan militer dan elit Rusia.
“Saya tidak akan mencoba untuk mengecilkan. Ini adalah tantangan besar,” kata seorang pejabat di pemerintah Rusia.
"Ini adalah situasi yang sangat buruk bagi kami," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri yang pernah terlibat dalam negosiasi dengan Ukraina tersebut.
"Pertanyaannya adalah, apa lagi yang bisa kita tinggalkan? Apa rencana militer dan apa tujuan kita?"
Sebagaimana diketahui, Kherson merupakan wilayah yang sangat penting bagi Rusia, jika wilayah Kherson kembali ke Ukraina, maka Moskow akan kehilangan akses penting ke Laut Azov.
Kemunduran itu juga akan memberi tekanan pada kendali Rusia atas sisa wilayah Kherson, yang membentuk jembatan darat dari Rusia ke wilayah jajahan Krimea.
Sementara itu, akun resmi negara Ukraina, @ukraine.ua, Sabtu (12/11/2022), membagikan rekaman di mana diperlihatkan barisan pasukan dan tank berbendera Ukraina.
Dalam kompilasi video tersebut, tampak para tentara menyematkan bendera Ukraina di sejumlah monumen dan gedung-gedung pemerintahan.
Diperlihatkan juga sambutan hangat masyarakat Kherson yang mengelu-elukan kedatangan para tentara.
Tampak seorang nenek tua dengan baju biru dan penutup kepala berwarna gelap bicara dan mencium pipi seorang tentara.
Barisan penduduk bersorak dari pinggir jalan dan mengibarkan bendera Ukraina yang disambut lambaian tangan para tentara.
Bahkan, di jalanan, para penduduk mengerubungi mobil para tentara dengan seruan ramai dan tepuk tangan.
Banyak dari mereka membawa bendera dan mengenakan atribut kuning biru khas bendera nasional.(TribunWow.com)