Terkini Internasional
Kronologi Korea Utara dan Korea Selatan Saling Tembak Rudal, Terjadi di Tengah Duka Tragedi Itaewon
Korea Utara dan Korea Selatan saling berbalas rudal di saat air mata belum mengering akibat tragedi Itaewon.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Sebagaimana diketahui, garis demarkasi menandai titik tengah perbatasan laut antara Korea Utara dan Selatan, tetapi Korea Utara tidak pernah mau menerima ketentuan tersebut.
Pada hari Selasa, Korea Utara memperingatkan bahwa Korea Selatan dan AS akan membayar harga paling mengerikan dalam sejarah jika mereka melanjutkan latihan militer bersama.
Pasalnya, Presiden Korea Utara Kim Jong Un memandang hal ini sebagai ancaman terselubung untuk menggunakan senjata nuklir.
Korea Utara juga diperkirakan akan melanjutkan uji coba senjata nuklir segera setelah jeda lima tahun.
Sementara Intelijen AS dan Korea Selatan mengatakan Pyongyang telah menyelesaikan semua persiapan yang diperlukan.
Peluncuran rudal ini terjadi selama masa berkabung nasional di Korea Selatan, menyusul tragedi di Itaewon, Seoul pada akhir pekan yang menewaskan lebih dari 150 orang.
Baca juga: Korea Utara Klaim Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Baru, Kim Jong Un Tak Terlihat Hadir
Korea Selatan Jadikan Itaewon Zona Bencana Spesial
Hingga Senin (31/10/2022), tercatat ada 154 korban tewas dan 133 orang luka-luka akibat berdesak-desakkan dan terinjak-injak saat perayaan hari Halloween di Itaewon, Yongsan-gu, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10/2022).
Pemerintah Korsel sendiri telah menyatakan akan melakukan investigasi mendalam terhadap kasus ini.
Dikutip TribunWow dari kbs, selain melakukan investigasi, pemerintah Korsel telah menetapkan tujuh hari waktu berduka yang dimulai sejak Minggu (30/10/2022).
Pemerintah Korsel juga berencana mendirikan sebuah altar untuk mengenang para korban tragedi Itaewon.
Selama masa berduka, seluruh pejabat pemerintahan Korsel akan mengibarkan bendera setengah tiang dan mengenakan pita untuk menghormati korban.
Pemerintah Korsel juga telah menetapkan untuk menunda segala macam acara yang sifatnya tidak mendesak.
Perdana Menteri Korsel, Han Duck-soo mengatakan, saat ini distrik Yongsan telah ditetapkan sebagai zona bencana spesial.
Setelah ditetapkan sebagai zona bencana spesial, Yongsan akan menerima bantuan finansial dari pemerintah pusat.