Tragedi Pesta Halloween Itaewon
Pemerintah Korsel Sebut Tragedi Halloween di Itaewon Tidak Bisa Dicegah oleh Penjagaan Polisi
Pemerintah Korea Selatan menyebut tragedi di Itaewon tidak bisa dihindari meskipun banyak polisi yang dikerahkan.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Berdasarkan update informasi terbaru, total ada 154 orang yang tewas berdesak-desakkan dan tertindih dalam tragedi malam Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan (Korsel) pada Sabtu (29/10/2022).
Selain 154 korban tewas, terdapat 133 orang mengalami luka-luka.
Dikutip TribunWow dari koreaherald, pemerintah Korsel menyebut insiden di Itaewon tidak bisa dicegah.
Baca juga: Lebih dari 1 Jam Seorang Pria di Itaewon Berusaha Tarik Pacarnya yang Tertindih Kerumunan
Diketahui pesta Halloween di Itaewon adalah acara rutin yang diselenggarakan setiap tahunnya.
Banyak orang berkumpul di sana menggunakan kostum untuk memeriahkan Halloween.
Terkait insiden ini, muncul banyak pertanyaan di publik khususnya tentang peran pemerintah Korsel dalam mengatur kerumunan massa.
Menteri Dalam Negeri Korsel, Lee Sang-min mengklaim tragedi tersebut tidak dapat dicegah dengan menambahkan personil polisi untuk berjaga di sana.
Di sisi lain, seorang profesor di bidang polisi dan departemen pemadam kebakaran, Yeom Gun-Woong menjelaskan sulit mencari orang yang bertanggung jawab atas insiden ini karena acara Halloween di Itaewon digelar tanpa adanya panitia.
Yeom menjelaskan bahwa masyarakat yang datang ke Itaewon pergi atas keinginan mereka sendiri untuk merayakan Halloween.
"Ketika petugas penyelamat tiba di tempat kejadian, jumlah korban lebih parah dari yang diperkirakan. Pihak berwenang harus memobilisasi ambulans dan petugas penyelamat di seluruh wilayah Seoul," ujar Yeom.
Baca juga: Berkaca dari Tragedi Halloween di Itaewon, Ini 4 Langkah untuk Selamatkan Diri dari Kerumunan Massa

Kesaksian Korban Selamat
Dikutip TribunWow dari koreatimes, ada korban selamat yang menyebut para pemilik bisnis di Itaewon semakin memperparah tragedi tersebut.
Seorang koran selamat yang namanya dirahasiakan berbicara lewat akun media sosialnya bagaimana orang jatuh satu per satu seperti domino mulai dari gang yang berada di bukit hingga akhirnya ke bawah.
Seorang wanita berusia 20an tahun yang selamat dari tragedi tersebut menjelaskan kericuhan terjadi ketika orang berbondong-bondong meneuhi gang sempit dalam waktu yang cepat.
"Orang pendek seperti saya tidak bisa bernapas," ujarnya.