Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Dinilai Janggal oleh Zelensky, Rusia Mendadak Umumkan Pemberhentian Wajib Militer di Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku tak percaya Rusia benar-benar akan menghentikan wajib militer.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
Kolase YouTube The Telegraph dan Anton Novoderezhkin / SPUTNIK/AFP
Foto kanan: Presiden Rusia Vladimir Putin saat acara parade hari kemenangan di Saint Petersburg, 9 Mei 2022. Foto kiri: Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan upaca penaikkan bendera sebelum hari kemerdekaan Ukraina, 23 Agustus 2022. Terbaru, Zelensky merasa tak yakin Rusia akan sepenuhnya hentikan wajib militer, Jumat (28/10/2022). 

Menurut media Rusia, pada satu titik pada hari Minggu, perkiraan waktu tunggu untuk memasuki Georgia mencapai 48 jam, dengan lebih dari 3.000 kendaraan mengantri untuk melintasi perbatasan.

Pemerintah ibukota Georgia, Tbilisi, telah mencatat masuknya sekitar 40 ribu orang Rusia sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari.

Kini mulai beredar kabar bahwa Rusia mungkin akan segera menutup perbatasannya untuk para pria yang usianya sesuai dengan kriteria wajib militer.

Warga Rusia berbondong-bondong meninggakan negaranya, kemacetan mengular capai 16 Km, Selasa (27/9/2022).
Warga Rusia berbondong-bondong meninggakan negaranya, kemacetan mengular capai 16 Km, Selasa (27/9/2022). (Tangkapan Gambar Satelit Maxar Technologies)

Baca juga: Tidak akan Dipaksa Pulang, Zelensky Ungkap Nasib Tentara Rusia yang Menyerah ke Ukraina

Di sisi lain, para pejabat Jerman telah menyuarakan keinginan untuk membantu orang-orang Rusia yang meninggalkan dinas militer dan telah menyerukan solusi ini di seluruh Eropa.

Namun, negara-negara Uni Eropa lainnya bersikeras bahwa suaka tidak boleh ditawarkan kepada orang-orang Rusia yang melarikan diri sekarang.

Negara-negara ini termasuk Lithuania, yang berbatasan dengan Kaliningrad, eksklave Laut Baltik Rusia.

"Rusia harus tinggal dan berjuang. Melawan Putin," cuit Menteri Luar Negeri Lithuania, Gabrielius Landsbergis.

Satu orang yang berhasil melarikan diri ke Finlandia, mengatakan kepada Sky News bahwa mereka yang tetap tinggal dan memprotes menghadapi pembunuhan.

"Saya punya beberapa teman dan kenalan yang berada di gelombang yang sama dengan saya, dan saat ini mereka berada di Azerbaijan, Armenia, Belarusia dan beberapa dari mereka juga di Uni Eropa," terang Aleksander (bukan nama sebenarnya).

"Mereka semua mengerti bahwa tidak mungkin membuat perbedaan saat anda berada di Rusia."

"Rezim tidak akan jatuh. Rezim kuat. Mereka akan memiliki sumber daya yang cukup untuk membunuh warganya sendiri. Saya tidak ingin menjadi saksi atau peserta dari peristiwa ini."(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Volodymyr ZelenskyUkrainaRusiaVladimir Putin
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved