Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Klaim Lebih Manusiawi, Komandan Pasukan Rusia Sebut Tentara Ukraina Dipaksa Pilih Maju atau Ditembak

Komandan pasukan Rusia di Ukraina mengklaim menerapkan strategi perang yang jauh lebih manusiawi ketimbang tentara Ukraina.

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
ALEXEI DRUZHININ / SPUTNIK
Komandan Pasukan Militer Rusia dalam operasi militer di Ukraina, Sergei Surovikin saat menerima penghargaan dari Presiden Rusia Vladimir Putin atas jasa di Suriah. Terbaru, Pada Selasa (18/10/2022), Surovikin mengakui konflik Rusia-Ukraina di Kherson sedang memanas. 

TRIBUNWOW.COM - Sergey Surovikin selaku komandan pasukan militer Rusia di Ukraina mengakui saat ini kondisi di Kherson tengah memanas.

Sergey menjelaskan bagaimana Ukraina melakukan segala cara untuk melancarkan serangan.

Dikutip TribunWow dari rt, Sergey menyebut pasukan pertahanan lokal yang tidak terlatih diberi dua pilihan, maju lawan musuh atau ditembak jika berusaha kabur dari medan perang.

Baca juga: Dikecam AS, Iran Dituding Terlibat Perang Ukraina setelah Serangan Drone Rusia Hancurkan Kyiv

Menurut keterangan Sergey, Ukraina telah menggerakkan pasukan cadangan mereka untuk mengusir Rusia dari wilayah Ukraina yang kini dikuasai Rusia, satu di antaranya adalah Kherson.

Mayoritas dari pasukan cadangan Ukraina adalah unit pertahanan lokal yang tidak mendapat pelatihan yang memadai untuk pergi bertempur.

Pasukan pertahanan lokal ini juga memiliki moral yang rendah.

Baca juga: Tarik Mundur Warga Sipil dari Kherson, Rusia Akui Konflik Lawan Ukraina Sedang Memanas

Namun di belakang pasukan pertahanan lokal terhadap kelompok nasionalis ekstrem yang siap menembak siapapun yang mencoba kabur dari medan perang.

"Kerugian harian musuh mencapai ratusan korban. Kami memiliki strategi yang berbeda," ujar Surovikin.

Surovikin mengklaim Rusia menerapkan taktik yang lebih manusiawi untuk meminimalisir jumlah korban.

"Ini tidak hanya meminimalkan kerugian kita sendiri, tetapi juga secara signifikan mengurangi jumlah korban di antara penduduk sipil," jelas Surovikin.

Surovikin menuding pemerintah Ukraina berusaha mendorong warga sipilnya menuju kematian.

"Kami satu dengan Ukraina dan hanya berharap agar Ukraina menjadi negara yang merdeka dari Barat dan NATO dan bersahabat dengan Rusia,” terang Surovikin.

Baca juga: Umbar Foto Mayat Pasukan Putin, Tim Sosmed Ukraina Sebut Aksinya Justru Buat Rusia Makin Solid

Tentara Ukraina Menolak Dipulangkan

Kini berstatus sebagai tahanan perang, sejumlah tentara Ukraina yang ditangkap oleh pasukan militer Rusia justru enggan dikembalikan ke negara asal mereka.

Para tentara Ukraina ini memilih untuk menetap di wilayah yang saat ini dikuasai oleh pasukan militer yang dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin.

Dikutip TribunWow dari rt, informasi ini disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Sabtu (13/8/2022).

Pasukan militer Rusia saat memeriksa para tentara Ukraina yang menyerah di pabrik baja Azovstal, Mariupol.  Ilustrasi tentara Ukraina menjadi tahanan perang pasukan militer Rusia.
Pasukan militer Rusia saat memeriksa para tentara Ukraina yang menyerah di pabrik baja Azovstal, Mariupol. Ilustrasi tentara Ukraina menjadi tahanan perang pasukan militer Rusia. (Sputnik/Kementerian Pertahanan Rusia)

Baca juga: Sanksi Global Berefek, Ekonomi Rusia Merosot sejak Vladimir Putin Invasi Ukraina, Puncaknya 2023

Berdasarkan data dari Kemenhan Rusia, penolakan ini datang dari berbagai divisi pasukan militer Ukraina yang menjadi tahanan perang, mulai dari infantri angkatan laut, pasukan pertahanan nasional, hingga angkatan udara.

"Memilih untuk bertahan di wilayah kekuasaan Rusia karena mereka enggan untuk kembali berperang dan takut kembali dikirim ke garis depan lagi," ujar Kemenhan Rusia.

Menurut penjelasan Kemenhan Rusia, para tentara Ukraina ini menolak dijadikan tumbal dalam peperangan Rusia-Ukraina.

Lewat akun media sosial Telegram, pasukan militer Rusia juga sempat mengunggah sebuah video wawancara dengan seorang tentara Rusia yang menjadi tahanan perang.

Dalam wawancara tersebut sang tahanan perang menyampaikan dirinya secara sukarela menyerahkan diri.

Dijelaskan juga dalam wawancara itu bahwa Rusia memerlakukan para tentara Ukraina yang menjadi tahanan perang dengan baik dan layak.

Kemenhan Rusia turut mengklaim para tahanan perang bercerita tentang skandal korupsi yang terjadi di tubuh internal pasukan militer Ukraina hingga taktik tidak manusiawi kelompok nasionalis Ukraina menggunakan warga sipil sebagai tameng.(TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunWow.com
Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaUkrainaRusiaVladimir PutinVolodymyr ZelenskySergey SurovikinKherson
Rekomendasi untuk Anda
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved