Konflik Rusia Vs Ukraina
Sanksi Global Berefek, Ekonomi Rusia Merosot sejak Vladimir Putin Invasi Ukraina, Puncaknya 2023
Perekonomian Rusia diprediksi akan terus mengalami penurunan di tengah sanksi global yang kian menghimpit.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina membuat ekonomi Rusia mundur empat tahun pada kuartal penuh pertama setelah serangan itu.
Dilansir TribunWow.com, hal ini menjadi salah satu penurunan terpanjang dalam catatan sejarah perekonomian Rusia.
Namun, kinerja ekonomi Rusia diakui masih sedikit lebih baik daripada prediksi di awal perang Ukraina.
Baca juga: Alami Tekanan Batin, Staf Reaktor Nuklir Ukraina Ungkap Rasanya Kerja di Tengah Pasukan Rusia
Seperti dilaporkan Al Jazeera, sejak perang berlangsung, ekonomi Rusia yang meningkat pesat pada awal 2022 berayun ke kontraksi selama kuartal kedua.
Data pada hari Jumat (12/8/2022), menunjukkan produk domestik bruto menyusut 4 persen untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun.
Namun penurunan ini tetap bernasib lebih baik dari perkiraan awal prediksi penurunan ekonomi yang dikira akan langsung anjlok.
Menurut Bloomberg Economics, dengan mempertimbangkan output yang hilang, PDB sekarang kira-kira setara dengan ukurannya pada PDB Rusia tahun 2018.
Diketahui, sentakan sanksi internasional atas perang telah mengganggu perdagangan dan membuat industri seperti manufaktur mobil lumpuh sementara belanja konsumen meningkat.
Hal ini diperburuk dengan hengkangnya para investor termasuk perusahaan-perusahaan besar dunia dari Rusia.
Meskipun penurunan ekonomi sejauh ini tidak secepat yang diantisipasi pertama, bank sentral memproyeksikan kemerosotan akan memburuk di kuartal-kuartal mendatang, mencapai titik terendah pada paruh pertama tahun depan.
"Ekonomi akan bergerak menuju keseimbangan jangka panjang yang baru," kata Deputi Gubernur Bank of Russia Alexey Zabotkin pada briefing di Moskow.
"Ketika ekonomi mengalami restrukturisasi, pertumbuhannya akan berlanjut."

Baca juga: China Tuduh AS Ingin Ciptakan Perang Dingin Jilid 2 Lewat Konflik Rusia-Ukraina
Bank Rusia telah bertindak untuk menahan gejolak di pasar dan rubel dengan kontrol modal dan kenaikan tajam suku bunga.
Stimulus fiskal dan putaran pelonggaran moneter yang berulang dalam beberapa bulan terakhir juga mulai muncul, menumpulkan dampak sanksi internasional.
Hal ini ditunjukkan dari bisnis ekstraksi minyak yang telah pulih dan pengeluaran rumah tangga yang menunjukkan tanda-tanda stabil.