Breaking News:

Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Ungkap Jenis Serangan Baru Rusia, Hancurkan 30% Pembangkit Listrik dan Sebabkan Pemadaman

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut 30 persen pembangkit listrik negaranya telah dihancurkan Rusia.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
YouTube The Independent
Pidato Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Majelis Umum Tahunan PBB, Kamis (22/9/2022). Terbaru, Zelensky mengutuk serangan Rusia yang menghancurkan 30 persen pembangkit listrik Ukraina, Selasa (18/10/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Dalam waktu kurang dari seminggu, pasukan Rusia telah menghancurkan sepertiga pembangkit listrik Ukraina.

Dilansir TribunWow.com, hal ini mengakibatkan penduduk di beberapa daerah tak memiliki penerangan bahkan tak bisa mengakses penghangat di musim dingin.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut hal ini sebagai tindakan teroris yang dilakukan Rusia.

Baca juga: Drone Kamikaze Rusia Serang Infrastruktur Vital di Ukraina hingga Sebabkan Pemadaman Listrik

Melalui unggahan di akun Twitternya, Zelensky menyinggung serangan berulang Rusia yang menargetkan infrastruktur energi Ukraina.

Terhitung sejak 10 Oktober, 30 persen pembangkit listrik yang menopang kehidupan masyarakat telah dihancurkan.

"Jenis lain dari serangan teroris Rusia: menargetkan energi & infrastruktur penting. Sejak 10 Oktober, 30 persen pembangkit listrik Ukraina telah hancur, menyebabkan pemadaman besar-besaran di seluruh negeri," tulis Zelensky, Selasa (18/10/2022).

"Tidak ada ruang tersisa untuk negosiasi dengan rezim (Presiden Rusia Vladimir) Putin," imbuhnya.

Pejabat di beberapa wilayah Ukraina, termasuk Kyiv, melaporkan pemadaman listrik setelah serangan pada hari Selasa menghantam fasilitas energi.

Di ibu kota, operator energi DTEK mengatakan ada gangguan pasokan listrik dan air ke penduduk di tepi kiri kota.

"Para insinyur sedang menyelidiki dan melakukan semua upaya yang diperlukan untuk memulihkan listrik ke penduduk kota," kata perusahaan itu di Facebook.

Wali kota Kyiv Vitali Klitschko meminta warga Ukraina untuk menghemat listrik sebanyak mungkin dan menghindari penggunaan peralatan dengan konsumsi energi yang tinggi.

Kondisi ibu kota Ukraina, Kyiv setelah dihantam puluhan rudal Rusia pada Senin (10/10/2022) pagi.
Kondisi ibu kota Ukraina, Kyiv setelah dihantam puluhan rudal Rusia pada Senin (10/10/2022) pagi. (YouTube Al Jazeera English)

Baca juga: Wakil PBB: Rudapaksa dan Kekerasan Seksual Dipakai Rusia sebagai Bagian Strategi Militer di Ukraina

Sebuah serangan udara membuat kota utara Zhytomyr, sebelah barat Kyiv, harus bertahan tanpa pasokan air dan listrik, kata Walikota Serhiy Sukhomlyn di Facebook.

"Rumah sakit di sana bekerja dengan pasokan listrik cadangan", katanya, sembari menambahkan tidak ada korban yang dilaporkan.

Menurut Gubernur Valentyn Reznichenko, pemadaman listrik juga dilaporkan terjadi di beberapa bagian wilayah Dnipropetrovsk, di Ukraina tengah.

Pemadaman ini menyusul serangan terhadap infrastruktur energi yang menyebabkan kebakaran dan kerusakan serius.

Di sisi lain, menurut dewan kota, ada gangguan dalam pasokan air di tepi kiri kota Dnipro, tambahnya, sementara kota tetangga Pavlohrad bertahan tanpa pasokan air setelah serangan terhadap fasilitas infrastruktur penting.

Di kota selatan Mykolaiv, penyerangan semalam menghantam sebuah bangunan perumahan di distrik pusat yang menewaskan sedikitnya satu orang, serta pasar bunga di daerah yang sama.

Namun pasokan listrik berhasil dipulihkan di sana pada Selasa pagi.

Sementara itu, Rusia mengklaim telah mencapai target militer dan infrastruktur energi.

Baca juga: Mengaku Tak Menyesal, Putin Membantah Tujuan Perang Rusia adalah untuk Menghancurkan Ukraina

Warga Rusia Pro Perang Rayakan Serangan Misil ke Ukraina

Total ada 84 misil milik pasukan militer Rusia yang diluncurkan menyerang sejumlah wilayah Ukraina pada Senin (10/10/2022).

Serangan ini sontak menuai kecaman dari banyak negara hingga organisasi internasional.

Dikutip TribunWow dari bbc, namun di sisi lain, warga dan simpatisan Rusia yang pro akan perang justru merayakan serangan serentak tersebut.

Baca juga: Ditanya kenapa Anaknya Tidak Ikut Perangi Rusia, Diplomat Ukraina Ngamuk Maki-maki Politisi Jerman

Seorang jurnalis senior di RT bernama Anton Krasovsky mengunggah video dirinya menggunakan topi bersimbol Z lalu berjoget dan tersenyum seusai Rusia melakukan serangan misil serentak pada Senin (10/10/2022).
Seorang jurnalis senior di RT bernama Anton Krasovsky mengunggah video dirinya menggunakan topi bersimbol Z lalu berjoget dan tersenyum seusai Rusia melakukan serangan misil serentak pada Senin (10/10/2022). (ANTON KRASOVSKY/BBC)

Pimpinan Chechen Ramzan Kadyrov mengumumkan dirinya 100 persen senang seusai Rusia melakukan serangan misil serentak ke Ukraina.

Boss media Rusia RT.com menjelaskan bahwa serangan Rusia adalah pembalasan atas serangan misil yang menghancurkan jembatan penghubung antara Krimea dan Rusia.

Seorang jurnalis senior di RT bernama Anton Krasovsky mengunggah video dirinya menggunakan topi bersimbol Z lalu berjoget dan tersenyum.

Kemudian eks Presiden Rusia, Dmitry Medvedev memperingatkan bahwa serangan misil serentak itu barulah episode awal.

Analis kebijakan luar negeri Rusia, Andrei Kortunov melihat Rusia ingin mematahkan semangat tentara dan rakyat Ukraina dengan cara mengirimkan serangan berat yang mengincar infrastruktur vital.

Sejauh ini tercatat ada 19 orang tewas dan 105 luka-luka dalam serangan yang terjadi di Kyiv/Kiev, Kharkiv, Dnipro, Lviv, Sumy, Zaporizhzhia, dan beberapa daerah lainnya.

Dikutip TribunWow dari skynews, khusus Kyiv, diketahui Rusia terakhir kali meyerang Ibu Kota Ukraina terjadi pada Juni 2022 lalu.

Total ada 45 bangunan warga sipil yang menjadi korban serangan Rusia tersebut.

Serangan tersebut menghancurkan 3 sekolah, 1 Taman Kanak-kanak (TK), 5 fasilitas kesehatan, hingga 2 bangunan administrasi.

Baca juga: Khawatir Dunia Kiamat Gara-gara Perang Dunia III, Trump Minta Ukraina dan Rusia Segera Damai

Penampakan serangan misil Rusia terjadi di Dnipro, Ukraina, Senin (10/10/2022).
Penampakan serangan misil Rusia terjadi di Dnipro, Ukraina, Senin (10/10/2022). (YouTube Guardian News)

Pada Selasa (11/10/2022), sirine serangan udara berbunyi serentak di seluruh wilayah di Ukraina.

Diketahui di Kyiv, serangan terjadi di jantung pusat kota yang sibuk selama jam sibuk di pagi hari.

Tubuh seorang pria dengan celana jins tergeletak di sebuah jalan di persimpangan utama, dikelilingi oleh mobil-mobil yang menyala-nyala.

Di sebuah taman, seorang tentara memotong pakaian seorang wanita yang berbaring di rumput untuk mencoba mengobati luka-lukanya.

Dua wanita lain berdarah di dekatnya.

Sebuah lubang besar menganga di sebelah taman bermain anak-anak di taman pusat Kyiv.

Sisa-sisa rudal yang tampak terkubur, berasap di lumpur.

Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di sebuah apartemen di Distrik Obolon, Kyiv/Kiev, Ukraina yang menjadi korban serangan Rusia, 14 Maret 2022.
Petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api di sebuah apartemen di Distrik Obolon, Kyiv/Kiev, Ukraina yang menjadi korban serangan Rusia, 14 Maret 2022. (AFP)

Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Rusia, Ditunjuk Putin Pimpin Perang Ukraina meski Pernah Dipenjara 2 Kali

Lebih banyak tembakan rudal berlanjut di ibu kota pada pagi hari ketika pejalan kaki berkerumun untuk berlindung di pintu masuk stasiun metro dan di dalam garasi parkir.

Laporan awal dari pejabat di Kyiv menyebutkan jumlah korban setidaknya 11 orang tewas dan 64 orang lainnya terluka, tetapi ada kekhawatiran jumlahnya akan meningkat.

"Mereka berusaha menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).

"Sirine serangan udara tidak mereda di seluruh Ukraina. Ada rudal yang menghantam. Sayangnya, ada yang tewas dan terluka."

Rory Challands dari Al Jazeera, melaporkan langsung dari Kyiv dan melukiskan kengerian yang terjadi.

Ia menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan Putin atas diledakkannya jembatan Krech sebagai penghubung Rusia dengan semenanjung Krimea.

"Kyiv belum pernah mengalami hal seperti ini selama berbulan-bulan; orang-orang berhenti memperhatikan sirene serangan udara, jadi ini adalah kenyataan yang sangat, sangat berbeda pagi ini," kata

"Faktanya, saya akan mengatakan hal seperti ini tidak terjadi sejak awal perang, dan bahkan pada awal perang, tidak ada banyak serangan pusat seperti yang terjadi hari ini".

"Tidak ada keraguan di sini di Kyiv bahwa ini adalah balas dendam Putin atas jembatan Krimea, dan dia menyerang beberapa target terlemah yang ada, yaitu warga sipil".

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mencuitkan tanggapan berang atas penyerangan tersebut.

Ia juga terang-terangan menyebut Presiden Rusia sebagai teroris.

"Satu-satunya taktik Putin adalah teror di kota-kota Ukraina yang damai, tetapi dia tidak akan menghancurkan Ukraina. Ini juga tanggapannya kepada semua penolong yang ingin berbicara dengannya tentang perdamaian: Putin adalah teroris yang berbicara dengan rudal," tulis Kuleba.

Walikota Kyiv Vitali Klitschko memposting di media sosial membeberkan mengenai serangan di kotanya.

Ia mengatakan bawa sejumlah distrik sekitar Kyiv juga mengalami serangan sementara beberapa bangunan penting ikut hancur.

"Ibukota sedang diserang oleh teroris Rusia! Rudal menghantam benda-benda di pusat kota (di distrik Shevchenkivskyi) dan di distrik Solomyanskyi. Sirene serangan udara berbunyi, dan oleh karena itu ancaman terus berlanjut," tulis Klitschko.(TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

Tags:
Konflik Rusia Vs UkrainaRusiaUkrainaVolodymyr ZelenskyVladimir Putin
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved