Konflik Rusia Vs Ukraina
Mengaku Tak Menyesal, Putin Membantah Tujuan Perang Rusia adalah untuk Menghancurkan Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan tidak ada rencana untuk menyerang Ukraina secara besar-besaran dalam waktu dekat.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
"Tidak ada keraguan di sini di Kyiv bahwa ini adalah balas dendam Putin atas jembatan Krimea, dan dia menyerang beberapa target terlemah yang ada, yaitu warga sipil".
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mencuitkan tanggapan berang atas penyerangan tersebut.
Ia juga terang-terangan menyebut Presiden Rusia sebagai teroris.
"Satu-satunya taktik Putin adalah teror di kota-kota Ukraina yang damai, tetapi dia tidak akan menghancurkan Ukraina. Ini juga tanggapannya kepada semua penolong yang ingin berbicara dengannya tentang perdamaian: Putin adalah teroris yang berbicara dengan rudal," tulis Kuleba.
Walikota Kyiv Vitali Klitschko memposting di media sosial membeberkan mengenai serangan di kotanya.
Ia mengatakan bawa sejumlah distrik sekitar Kyiv juga mengalami serangan sementara beberapa bangunan penting ikut hancur.
"Ibukota sedang diserang oleh teroris Rusia! Rudal menghantam benda-benda di pusat kota (di distrik Shevchenkivskyi) dan di distrik Solomyanskyi. Sirene serangan udara berbunyi, dan oleh karena itu ancaman terus berlanjut," tulis Klitschko.
"Jalan-jalan pusat Kyiv telah diblokir oleh petugas penegak hukum, layanan penyelamatan sedang bekerja."
Menurut Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, pasukan nasional telah menembak jatuh setidaknya 41 rudal yang ditembakkan ke Ukraina oleh Rusia.
“Pagi ini, 75 rudal diluncurkan. 41 dari mereka dinetralisir oleh pertahanan udara kami,” tulis Zaluzhnyi di Twitter.(TribunWow.com/Via/Anung)