Konflik Rusia Vs Ukraina
Warga Rusia Pro Perang Rayakan Serangan Misil ke Ukraina, Ada yang Joget hingga Kadyrov Ngaku Senang
Warga Rusia yang pro akan konflik di Ukraina merayakan serangan misil serentak Rusia yang menyasar sejumlah wilayah di Ukraina.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
Di sebuah taman, seorang tentara memotong pakaian seorang wanita yang berbaring di rumput untuk mencoba mengobati luka-lukanya.
Dua wanita lain berdarah di dekatnya.
Sebuah lubang besar menganga di sebelah taman bermain anak-anak di taman pusat Kyiv.
Sisa-sisa rudal yang tampak terkubur, berasap di lumpur.

Baca juga: Sosok Komandan Perang Baru Rusia, Ditunjuk Putin Pimpin Perang Ukraina meski Pernah Dipenjara 2 Kali
Lebih banyak tembakan rudal berlanjut di ibu kota pada pagi hari ketika pejalan kaki berkerumun untuk berlindung di pintu masuk stasiun metro dan di dalam garasi parkir.
Laporan awal dari pejabat di Kyiv menyebutkan jumlah korban setidaknya 11 orang tewas dan 64 orang lainnya terluka, tetapi ada kekhawatiran jumlahnya akan meningkat.
"Mereka berusaha menghancurkan kita dan menghapus kita dari muka bumi," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram dikutip Al Jazeera, Senin (10/10/2022).
"Sirine serangan udara tidak mereda di seluruh Ukraina. Ada rudal yang menghantam. Sayangnya, ada yang tewas dan terluka."
Rory Challands dari Al Jazeera, melaporkan langsung dari Kyiv dan melukiskan kengerian yang terjadi.
Ia menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan Putin atas diledakkannya jembatan Krech sebagai penghubung Rusia dengan semenanjung Krimea.
"Kyiv belum pernah mengalami hal seperti ini selama berbulan-bulan; orang-orang berhenti memperhatikan sirene serangan udara, jadi ini adalah kenyataan yang sangat, sangat berbeda pagi ini," kata
"Faktanya, saya akan mengatakan hal seperti ini tidak terjadi sejak awal perang, dan bahkan pada awal perang, tidak ada banyak serangan pusat seperti yang terjadi hari ini".

"Tidak ada keraguan di sini di Kyiv bahwa ini adalah balas dendam Putin atas jembatan Krimea, dan dia menyerang beberapa target terlemah yang ada, yaitu warga sipil".
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mencuitkan tanggapan berang atas penyerangan tersebut.
Ia juga terang-terangan menyebut Presiden Rusia sebagai teroris.