Tragedi Arema Vs Persebaya
Panpel Arema FC Temukan Fakta Baru Tragedi Kanjuruhan, Bandingkan Efek Gas Air Mata Tahun 2018
Fakta baru ditemukan pada tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Fakta baru ditemukan pada tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022).
Terutama soal gas air mata yang memberatkan kondisi para korban tragedi Kanjuruhan.
Hingga akhirnya sebanyak 131 korban meninggal dunia karena berdesak-desakan, kehabisan oksigen dan gas air mata.

Baca juga: Jadi Tersangka, Ketua Panpel Arema Abdul Haris Menangis Kehilangan Ponakan Buntut Tragedi Kanjuruhan
Dilansir TribunWow.com dari Bolasport.com pada Sabtu (8/10/2022), Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris menyoroti dampak gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan.
Awalnya, Abdul Haris merasa bersalah karena banyak korban berjatuhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Apalagi Abdul Haris kini sudah ditetapkan menjadi tersangka yang harus bertanggungjawab atas tragedi Kanjuruhan.
"Ini semua karena keterbatasan saya tidak bisa menangani mereka yang tidak berdosa, saya minta maaf kepada keluarga korban, dan seluruh Aremania, penonton dan suporter Indonesia, saya mohon maaf sebagai Ketua Panpel tidak bisa menyelamatkan," kata Abdul Haris.
Selanjutnya, Abdul Haris membeberkan fakta terkait efek gas air mata pada korban.
Abdul Haris merasakan perbedaan pada dampak gas air mata.
Berkaca pada kejadian tahun 2018 lalu, ternyata pernah terjadi juga pelontaran gas air mata, tepatnya setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Abdul Haris menjelaskan efek gas air mata kala itu bisa hilang dengan kapas dan air.
Baca juga: 6 Tersangka Dianggap Lalai di Tragedi Kanjuruhan, KontraS Rasakan Kejanggalan seusai Laga Arema FC
Namun pada kejadian kali ini, efek gas air mata membuat wajah korban tragedi Kanjuruhan membiru.
"Yang saya rasakan tanggal 1 dengan ketika kejadian tahun 2018 (berbeda), tahun 2018 Aremania bergeletak masih bisa dikipas, dikasih air, tapi ini (peristiwa tahun 2022) tidak bisa apa-apa, korbannya saya lihat mukanya biru-biru," kata Abdul Haris.
Lantas Abdul Haris meminta pihak kepolisian mengusut tuntas penyebab korban meninggal di malam mencekam Stadion Kanjuruhan.
Pasalnya, keponakan Abdul Haris juga menjadi korban tragedi setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya tersebut.
"Saya minta diotopsi saudara-saudaraku, apakah meninggal karena gas air mata atau desakan-desakan, tolong diusut yang memiliki kewenangan, keponakanku jadi korban," ujar Abdul Haris.

Baca juga: Sebagian Aremania Trauma Atas Tragedi Kanjuruhan, Mengaku Takut untuk Dukung Arema FC di Stadion
FIFA Resmi Tak Beri Sanksi Indonesia seusai Insiden Arema FC Vs Persebaya
Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi umumkan tak akan beri sanksi untuk Indonesia seusai tragedi Kanjuruhan setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu (1/10/2022).
Dilansir TribunWow.com dari laman resmi pssi.org, FIFA telah mengambil sikap tak beri sanksi Indonesia melainkan justru memberikan bantuan serta pendampingan atas insiden mengerikan di Stadion Kanjuruhan yang merenggut nyawa hingga 131 orang.
Dalam keterangannya, PSSI menyampaikan ucapan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) yang telah turut membantu secara responsif menindak tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pekan lalu.
Selain itu, PSSI juga mengcapture surat resmi FIFA yang ditujukan kepada Presiden Jokowi yang berisi keputusan terkait insiden Stadion Kanjuruhan yang langsung di tanda tangani oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino.
Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi mengaku bersyukur Indonesia tak terkena sanksi FIFA imbas tragedi Kanjuruhan.
Ia bahkan menyebutkan jika FIFA akan segera berkunjung ke Indonesia dalam waktu dekat untuk bertemu dengan pemerintah yang rencananya akan tiba Oktober atau November mendatang.

"Nanti Presiden FIFA juga akan ke Indonesia pada Oktober atau November untuk diskusi dengan pemerintah Indonesia," kata Presiden Jokowi.
Di sisi lain, rasa syukur juga dipanjatkan oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, dalam menanggapi keputusan FIFA yang secara resmi tak berikan sanksi untuk Indonesia.
Mochamad Iriawan atau disapa dengan Iwan Bule juga menjelaskan jika pihaknya masih melakukan komunikasi secara intens dengan FIFA dan AFC guna mengambil langkah-langkah transformatif untuk merealisasikan perintah dari Presiden Jokowi.
"Alhamdulillah, melalui Presiden Republik Indonesia, FIFA sudah memberikan pernyataan resmi bahwa Indonesia tidak terkena hukuman efek dari insiden Kanjuruhan. PSSI selalu intens berkomunikasi dengan FIFA dan AFC. Pada minggu depan, delegasi FIFA dan AFC akan berkunjung dan berdiskusi dengan PSSI untuk mengambil langkah-langkah transformatif seperti yang diperintahkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia," tambah Iriawan.
(TribunWow.com)