Tragedi Arema Vs Persebaya
VIDEO Peran 6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan: Abaikan Kapasitas, Beri Perintah Tembak Gas Air Mata
Berikut ini peran enam tersangka tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang merenggut 131 korban jiwa.
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Berikut ini peran enam tersangka tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang merenggut 131 korban jiwa.
Diketahui, enam tersangka yang diumumkan Kapolri Listyo Sigit Prabowo antara lain Direktur PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris, Security Officer Arema FC Suko Sutrisno.
Baca juga: Tak Hanya Aremania yang Jadi Korban, 1 Bonek Ikut Meregang Nyawa pada Tragedi Arema FC Vs Persebaya
Kemudian tersangka dari unsur kepolisian yaitu Kabag Ops Polres Malang Kompol Wahyu Setyo Pranoto, anggota Brimob Polda Jatim AKP Hasdarman, dan Kasamapta Polres Malang AKP Bambang Sidik Achmadi.
Para tersangka ini melakukan deretan pelanggaran yang berbeda-beda.
Tersangka pertama yaitu Akhmad Hadian Lukita disebut oleh Kapolri melakukan pelanggaran berupa tidak melakukan proses verifikasi terhadap Stadion Kanjuruhan.
Listyo mengatakan verifikasi terakhir yang dilakukan oleh PT LIB yakni pada tahun 2020 dan belum ada perbaikan atas catatan sebelumnya.
"Saudara AHL, direktur utama PT LIB, dimana tadi sudah saya sampaikan, yang bertanggung jawab setiap stadion memiliki sertifikasi layak fungsi.
Namun, pada saat menunjuk stadion (Kanjuruhan), persyaratan fungsinya belum dicukupi dan menggunakan hasil verifikasi tahun 2020," jelas Listyo dalam konferensi pers yang ditayangkan Breaking News Kompas TV, Jumat (6/10/2022).
Kemudian tersangka kedua yakni Abdul Haris disebut tidak membuat dokumen keselamatan dan kesamaan bagi stadion.
Hal ini adalah bentuk pelanggaran terhadap regulasi keselamatan dan keamanan.
Tidak hanya itu, Listyo mengatakan Abdul Haris juga mengabaikan permintaan dari pihak keamanan dengan kondisi dari kapasitas stadion yang over capacity.
"Ditemukan tidak membuat dokumen keselamatan bagi penonton stadion. Kemudian mengabaikan permintaan dari pihak keamanan dengan kondisi dan kapasitas stadion yang ada. Terjadi penjualan over capacity."
"Seharusnya 38.000 penonton namun dijual sebesar 42.000 (penonton)," kata Listyo.
Sementara pelanggaran yang dilakukan oleh Security Officer Suko Sutrisno adalah tidak membuat dokumen penilaian risiko serta memerintahkan steward untuk meninggalkan pintu gerbang stadion.
Ketiganya dijerat dengan pasal 359 KUHP dan 360 KUHP dan/atau pasal 103 juncto pasal 52 UU No 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.