Konflik Rusia Vs Ukraina
Intelijen AS Sebut Ukraina Terlibat Serangan Bom Mobil yang Tewaskan Putri Pendukung Putin
Badan intelijen di Amerika Serikat meyakini pemerintah Ukraina terlibat dalam serangan bom mobil yang menewaskan tokoh Rusia Darya Dugina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Badan intelijen di Amerika Serikat meyakini pemerintah Ukraina terlibat dalam serangan bom mobil yang menewaskan tokoh Rusia Darya Dugina.
Dilansir TribunWow.com, insiden yang mengorbankan putri seorang nasionalis Rusia terkemuka itu terjadi dekat Moskow pada bulan Agustus lalu.
Diduga, bom tersebut salah sasaran di mana sang ayah, Alexander Dugin seharusnya menjadi target utama.
Pasalnya, Alexander diketahui merupakan rekan dekat Presiden Rusia Vladimir Putin yang kerap dimintai pendapat.
Baca juga: Berhasil Rebut Lyman dari Rusia, Tentara Ukraina Sebut Pasukan Putin Seperti Tak Niat Bertahan
Menurut sebuah laporan di New York Times, informasi dugaan keterlibatan Ukraina tersebut dibagikan di kalangan internal pemerintah AS pekan lalu.
Namun, para pejabat AS itu tidak mengungkapkan elemen pemerintah Ukraina mana yang bertanggung jawab atas misi tersebut.
Termasuk data mengenai siapa yang melakukan serangan itu, atau apakah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyetujuinya.
Mereka hanya diberi pengarahan tentang tindakan Ukraina, untuk membahas informasi rahasia dan masalah diplomasi sensitif.
Sebagai informasi, Dugina merupakan seorang komentator berusia 29 tahun yang bekerja di saluran TV nasionalis Rusia.
Ia tewas ketika sebuah bom meledak di mobilnya pada bulan Agustus, dalam serangan yang dituduhkan Rusia dilakukan oleh badan rahasia Ukraina.
Pemerintah Ukraina membantah terlibat pada saat itu, dan ketika ditanya tentang bocornya informasi intelijen AS, penasihat Zelensky, Mykhailo Podolyak mengulangi penolakan tersebut.
"Sekali lagi, saya akan menggarisbawahi bahwa pembunuhan apa pun selama masa perang di beberapa negara atau negara lain harus membawa semacam makna praktis," kata Podolyak dikutip the Al Jazeera, Kamis (6/10/2022),
"Itu harus memenuhi beberapa tujuan tertentu, taktis atau strategis. Seseorang seperti Dugina bukanlah target taktis atau strategis untuk Ukraina."

Baca juga: Jawab Ancaman Nuklir Rusia, Warga Ukraina Agendakan Pesta Seks Massal Lewat Telegram
Para pejabat AS juga mengatakan kepada surat kabar itu bahwa mereka tidak memiliki gambaran lengkap tentang pusat-pusat kekuatan di pemerintah Ukraina, termasuk militer, dinas keamanan, dan kantor Zelensky.
Ini mungkin menjelaskan mengapa beberapa bagian dari pemerintah Ukraina mungkin tidak mengetahui plot tersebut.