Konflik Rusia Vs Ukraina
Intelijen AS Sebut Ukraina Terlibat Serangan Bom Mobil yang Tewaskan Putri Pendukung Putin
Badan intelijen di Amerika Serikat meyakini pemerintah Ukraina terlibat dalam serangan bom mobil yang menewaskan tokoh Rusia Darya Dugina.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AS tidak mengambil bagian dalam serangan itu, tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang hal itu dan telah menperingatkan pejabat Ukraina.
Pihak AS mengaku akan menentang pembunuhan itu jika sudah mengetahui rencana tersebut sebelumnya.
Ayah Dugina, Alexander Dugin, adalah seorang ultranasionalis terkemuka dan pendukung setia perang Rusia di Ukraina, dan beberapa orang percaya bahwa dia adalah target yang dimaksud.
Media Rusia mengatakan Dugin bertukar mobil dengan putrinya sesaat sebelum ledakan, yang menghancurkan Toyota Land Cruiser saat dia mengemudi melalui pinggiran Moskow.
Dugina juga merupakan pendukung utama invasi Ukraina, yang dikenal sebagai 'operasi militer khusus' di Rusia.
Rusia belum melakukan pembalasan khusus atas pembunuhan itu, tetapi AS khawatir bahwa serangan semacam itu dapat memprovokasi Moskow untuk melakukan serangannya sendiri terhadap pejabat senior Ukraina.
Badan intelijen Rusia, FSB, mengatakan seorang wanita Ukraina, yang memasuki Rusia pada Juli dan menyewa apartemen tempat Dugina tinggal, berada di balik pengeboman itu.
Dia melarikan diri dari Rusia setelah serangan itu, menurut agensi tersebut.
Baca juga: Rusia Tangkap Warga AS, Tuding Tendang Polisi saat Ketegangan 2 Negara Memanas akibat Perang Ukraina
Agen Sabotase Ukraina Bantu Rencana Pembunuhan Jurnalis Rusia
Pemerintah Rusia mengumumkan telah berhasil mengidentifikasi adanya keterlibatan pelaku lain dalam kasus pembunuhan jurnalis Rusia di Moskow bernama Darya Dugina.
Awalnya diketahui hanya ada satu orang yang menyusun rencana pembunuhan Dugina yakni Natalya Vovk.
Dikutip TribunWow dari RT, kini terungkap Vovk ternyata bekerja sama dengan pria asal Ukraina di Rusia bernama Bogdan Tsiganenko.

Baca juga: Potensi Kebocoran Radiasi Nuklir Makin Kritis akibat Diserang Rusia, Ukraina Bagikan Tablet Yodium
Tsiganenko memiliki peran untuk membantu Vovk memeroleh paspor palsu hingga merakit bom yang digunakan untuk membunuh Dugina.
Pria berusia 42 tahun ini masuk ke Rusia dari Estonia pada akhir Juni 2022, kemudian pergi dari Rusia sehari sebelum insiden bom terjadi pada 20 Agustus 2022.
Badan Intelijen Rusia menjelaskan bahwa Tsiganenko merakit bom di dalam sebuah garasi yang ia sewa.