Breaking News:

Tragedi Arema Vs Persebaya

7 Orang Kritis, Ini Kata Dokter soal Korban dari Tragedi Kanjuruhan: Rata-rata Belasan Tahun

Ratusan korban tragedi Stadion Kanjuruhan dilarikan ke rumah sakit terdekat, berikut respons dokter.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
Tangkapan Layar YouTube KOMPASTV
Kepala IGD RSSA Malang Dwi Wardoyo membeberkan jumlah dan rata-rata usia korban pertandingan sepakbola Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). 

TRIBUNWOW.COM - Ratusan pasien dengan berbagai gejala menyesaki sejumlah rumah sakit di Malang, Jawa Timur, sejak Sabtu (1/10/2022).

Dilansir TribunWow.com, para pasien tersebut merupakan penonton dan suporter Arema FC yang terlibat tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Hingga kini, tercatat 30 orang masih dirawat di RSSA Malang, dengan 7 orang di antaranya dirawat di ICU.

Baca juga: Kesaksian Keluarga Korban Kerusuhan di Kanjuruhan saat Susuri Kamar Jenazah: Semua Mukanya Gosong

Menurut petugas medis, rata-rata korban berusia belasan tahun dengan pasien termuda berusia 10 tahun.

Kepala IGD RSSA Malang Dwi Wardoyo mengatakan dari total 455 korban, per Senin (3/10/2022), rumah sakitnya telah menerima 56 pasien.

Sebanyak 26 pasien telah dipulangkan sementara sisanya masih berada dalam perawatan.

"Untuk saat ini, jadi menjelang malam terakhir itu totalnya 56 pasien," terang Dwi Wardoyo dikutip kanal YouTube KOMPASTV, Selasa (4/10/2022).

"Tapi yang terakhir tiga ini langsung kita pulangkan, sehingga total yang sudah pulang dari sini 26."

Sejumlah suporter Arema FC, Aremania menggotong korban kerusuhan sepak bola usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, 127 orang meninggal, 2 di antaranya anggota polisi, Minggu (2/10/2022)
Sejumlah suporter Arema FC, Aremania menggotong korban kerusuhan sepak bola usai laga lanjutan BRI Liga 1 2022/2023 antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, 127 orang meninggal, 2 di antaranya anggota polisi, Minggu (2/10/2022) (SURYA/PURWANTO)

Baca juga: Jokowi Beri Santunan Rp 50 Juta untuk 125 Korban di Kanjuruhan, Mahfud MD: Nyawa Tak Bisa Dinilai

Menurut Dwi Wardoyo masih ada tujuh pasien dengan luka berat di kepala yang masih harus dirawat di ICU.

Namun, ia tak menerangkan perkiraan penyebab luka di kepala tersebut.

"Kemudian ada beberapa yang masih di ruangan, memang yang berat dan butuh perawatan di ICU, sebanyak tujuh," kata Dwi Wardoyo.

"Dan ini memang membutuhkan pengawasan yang cukup ketat karena mengalami cedera di kepala yang cukup serius."

"Ini kan perkembangan kondisi, ada yang di ICU, ada yang di High-care, ada juga yang di low-care, jadi perawatan biasa. Dan ini kan bisa saja berubah," imbuhnya.

Menurut Dwi Wardoyo, para korban yang masuk ke RSSA Malang rata-rata berusia belasan tahun.

Pasien paling muda adalah anak berumur 10 tahun sementara yang tertua lebih dari 50 tahun.

"Rata-rata rentang usianya belasan tahun, jadi paling muda 10 tahun, hanya satu orang, paling tua 55 tahun," ucap Dwi Wardoyo.

"Kemudian rata-rata ya belasan umurnya, 15 sampai 20."

Baca juga: Ada Daun Hijau, Ayah Korban Tragedi Kanjuruhan Rasakan Firasat Aneh sebelum Ada Kabar Anaknya Tewas

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Kisah Pilu Pasutri Meninggal Terinjak di Laga Arema Vs Persebaya

Kisah pilu kini dialami bocah malang berusia 11 tahun imbas kericuhan suporter di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).

Dilansir TribunWow.com, bocah malang berusia 11 tahun bernama Muhammad Alfiansyah menonton laga Arema FC vs Persebaya Surabaya bersama kedua orang tuanya, Muhammad Yulianton (40) dan Devi Ratnasari (30).

Keluarga yang berasal dari Jalan Bareng Raya 2G RT 14 RW 8 Kelurahan Bareng Kecamatan Klojen Kota Malang sejatinya ingin menikmati malam minggu dengan menonton laga tim kesayangannya Arema FC bersua Persebaya.

Tapi nahas, hiburan keluarga menonton laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya berubah menjadi petaka.

Muhammad Yulianton dan Devi Ratnasari yang merupakan orang tua Muhammad Alfiansyah harus mereggang nyawa dan tak terselamatkan dalam kericuhan yang terjadi pada laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Satu di antara saudara korban, Doni (43) menjelaskan kronologi detail kejadian malang yang dialami oleh keluarganya tersebut.

"Jadi di RT 14 ini, ada sebanyak 20 orang warganya menonton langsung pertandingan di stadion. Kami menonton di Tribun 14," ujar Doni, Minggu (2/10/2022).

Seusai pertandingan tepatnya pukul 22.00 WIB, kondisi di dalam stadion mendadak menjadi ricuh.

Ia menjelaskan, awalnya, kericuhan hanya terjadi di tengah lapangan.

Tak lama kemudian, kericuhan mengarah ke bagian tribun penonton.

Foto saat Walikota Malang, Sutiaji datang melayat ke rumah duka korban tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022-2023.
Foto saat Walikota Malang, Sutiaji datang melayat ke rumah duka korban tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 2022-2023. (Surya.co.id)

"Saat itu, petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah Tribun 12. Namun karena angin, asap dari gas air mata itu mengarah ke Tribun 14. Asap itu membuat perih mata, dan para penonton yang ada di Tribun 14 langsung berhamburan turun untuk segera keluar stadion," jelas Doni.

Mengetahui kericuhan terjadi di tribun penonton, Doni pun sontak langsung menggendong anaknya dan segera mengikuti suporter lainnya untuk mengamankan diri keluar stadion.

Ia mengetahui Muhammad Alfiansyah yang datang menghampirinya dan sontak langsung menanyakan keberadaan kedua orangtuanya.

"Setelah itu, saya berhenti sebentar di bagian pintu keluar stadion. Tiba-tiba, Muhammad Alfiansyah ini datang menghampiri saya."

"Saya langsung tanya, kemana kedua orang tuamu kok enggak ada. Anak itu menjawab, kalau kedua orang tuanya masih di dalam stadion," bebernya.

Tak lama setelah bertemu Alfiansyah, Doni melihat keberadaan kedua korban yang telah ditolong oleh orang lain.

Lantas, korban dipinggirkan keluar stadion dan dibawa ke RS Teja Husada, Kabupaten Malang.

Doni menduga, kedua korban meninggal dunia imbas dari terinjak oleh suporter lainnya yang juga hendak menyelamatkan diri keluar dari stadion.

Sementara, Alfiansyah dapat diselamatkan oleh pihak kepolisian.

"Kemungkinan, saudara saya jatuh dari tangga tribun lalu terinjak-injak suporter lainnya. Saat saya lihat, bagian muka jenazah sudah pucat membiru. Kalau anaknya, minta bantuan ke polisi yang sedang jaga di dalam stadion terus selamat," ungkapnya.

Ia juga membeberkan, ternyata Devi, ibunda Alfiansyah baru pertama kali menontong langsung di Stadion Kanjuruhan menuruti keinginan sang suami yang memang telah sering menonton langsung laga Arema FC di stadion.

"Kedua jenazah sampai rumah duka sekitar Subuh. Rencananya, akan segera dimakamkan di TPU Mergan sekitar pukul 09.00 WIB ini," tandasnya.(TribunWow.com)

Baca Berita Terkait Liga 1 Lainnya 

Tags:
Arema FCPersebaya SurabayaTragedi KanjuruhanStadion KanjuruhanKerusuhan
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved